Kamis, 05 Maret 2009

Imam Bukhory


Imam Bukhory

Siapa tak mengenalnya. Di jagad ilmu hadits, dialah orangnya. Seorang pakar – ahli peneliti utama. Professor. Dan cerita mengenainya, selalu menarik. Senang mendengarkannya. Dan khusyuk menyimaknya. Karena ta’dhim kita kepadanya.

Tahun 1992, ketika asrama Shohih Bukhory di Bogor, Pak Eko Pakubumi bercerita bahwa dalam penulisan setiap hadist di dalam Al – Jami’ Ash -Shohih, Imam Bukhory mendahuluinya dengan mandi junub dan sholat dua rekaat. Padahal dalam kitab tersebut terhimpun sekitar 600.000 hadits. Allahu Akbar. Luar biasa. Imam Bukhory berkata, “Setiap hadits yang akan aku tulis di dalam Al – Jami’ ini, aku mandi dan sholat dua rekaat sebelumnya.”

Tahun 2007 dalam sesi penerobosan, Pak Imam Suparto membeberkan lagi cerita Imam Bukhory ini. Akan tetapi dari sisi lain, yaitu kekuatan hafalannya. Dimana pernah suatu ketika, Imam Bukhory ditest oleh pakar hadits di Khurasan dan Baghdad. Mereka ingin menguji apakah benar, kabar bahwa beliau itu hafal lebih dari 70.000 hadits. Saya penasaran dengan cerita itu, dari manakah sumbernya? Sekian tahun baru saya menemukannya, salah satunya ada di mukadimah Adabul Mufrad. Inilah cerita selengkapnya.

Ahmad Ibnu Adi berkata, “Saya banyak mendengar dari syaikh – syaikh yang bercerita bahwa suatu ketika Imam Bukhory mendatangi kota Baghdad.” Terdengarlah kabar kedatangannya oleh para pakar hadits, lalu mereka berkumpul untuk menguji kemampuan hafalan Imam Bukhory. Mereka mencampur – adukkan dan saling menukar matan dan sanad 100 hadits. Dari keseratus hadits itu diberikan kepada 10 orang penanya, masing – masing orang kebagian 10 hadits dan akan mengajukannya kepada Imam Bukhory dalam sebuah majelis yang akan disaksikan oleh para pakar hadits dari Khurasan dan Baghdad. Setelah mereka berkumpul, majulah satu per satu diantara 10 orang penanya tersebut dan mengajukan pertanyaan tentang hadits yang telah dicampur – aduk matan dan sanadnya.

Setiap pertanyaan dari 10 pertanyaan penanya pertama diajukan, jawaban Imam Bukhory sama, “Saya tidak mengetahui tentang hadits itu…!” Para ulama yang hadir, satu sama yang lain saling menoleh dan memandang sambil berkata, “Orang ini telah paham…!” Sebagian yang lain menganggapnya lemah dan kurang paham. Setelah itu penanya berikutnya mengajukan pertanyaan – pertanyaan dan jawaban Imam Bukhory pun tetap sama, “Saya tidak mengetahui tentang hadits itu…!” hingga semua pertanyaan selesai diajukan.

Kemudian Imam Bukhory menoleh ke penanya pertama tadi dan berkata, “Adapun hadits pertama yang kamu ajukan tadi yang benar begini,,,, yang kedua begini, yang ketiga begini, dan seterusnya sampai selesai!” Imam Bukhory mengembalikan matan dan sanad hadits yang diacak – acak itu kepada porsi yang benar. Nggak kurang, nggak lebih. Begitu pula terhadap penanya kedua, ketiga dan selanjutnya sampai yang terakhir, hingga orang – orang mengakui kekuatan hafalannya dan menghormatinya.”

Nuansa yang indah. Menggugah. Bagi kita yang mau berbenah. Kita belum ada apa – apanya. Namun setidaknya dengan mengingat dan tahu ceritanya membuat kita sadar untuk terus belajar dan belajar. Menyisihkan waktu. Mengencangkan tekad. Di tengah menggilanya dunia dengan euforianya. Semoga tidak melindas kita.

By Fami - Jambi

Tidak ada komentar: