Senin, 21 Desember 2009

Penyembelihan hewan sesuai Syari’at Islam tidak menyakiti hewan. Ini bukti ilmiahnya...



Saat ini umat Islam banyak dihadapkan pada tudingan-tudingan negatif, sebagai contoh, kita semua tahu bahwa setiap tahun masyarakat Islam merayakan ibadah Qurban. Ibadah tersebut merupakan perwujudan persembahan terbaik kita kepada Allah Swt. Ibadah Qurban dilaksanakan melalui prosesi penyembelihan hewan qurban (sapi, kambing, domba, unta, dll.) dengan cara tertentu. Daging-daging binatang qurban tersebut dibagi-bagikan kepada fakir miskin, masyarakat, dan sanak kerabat.

Akan tetapi, kelebihan ini sering dikaitkan dengan suatu hadits ‘unik’ yang sering ‘diartikan lain’. Hadist tersebut berbunyi: Rasulullah SAW. bersabda : “Sesungguhnya Allah menetapkan kebaikan (ihsan) pada segala sesuatu, maka jika kalian membunuh hendaklah kalian berbuat ihsan dalam membunuh, dan apabila kalian menyembelih, maka hendaklah berbuat ihsan dalam menyembelih, (yaitu) hendaklah salah seorang dari kalian menajamkan pisaunya agar meringankan binatang yang disembelihnya” (HR. Muslim).

Hadits ini nampaknya agak sulit untuk dijelaskan. Betapa tidak, di dalamnya terkandung kalimat bahwa seakan Allah memerintahkan kita untuk ‘membunuh’, apalagi ada kata-kata, “…tajamkanlah pisaunya…!” Bukankah ini menunjukkan bahwa umat Islam memang dilatih untuk membunuh dengan kejam. Bahkan yang lebih aneh lagi, ada kalimat, “…meringankan binatang yang disembelih!” (Aneh, khan?! Masak membunuh koq pakai kalimat basa-basi ‘meringankan binatang yang disembelih’! Padahal kita tahu, disembelih khan tentunya sakit sekali!?).

Lalu, bagaimana cara menyikapinya? Menolak tanpa bisa memberi argumen (bantahan) atau menerima dengan setengah hati? Sebegitu sulitkah kita meyakinkan diri bahwa Syari’at Islam adalah syari’at yang terbaik?

Subhaanallah, di tengah-tengah kegundahan umat Islam, dengan sengaja Allah Swt. telah kirimkan jawabannya. Allah Swt. menugaskan 2 orang staf ahli peternakan dari Hanover University, sebuah universitas terkenal di Jerman. Beliau berdua adalah Prof. Dr. Schultz dan koleganya, Dr. Hazim. Berdua beliau memimpin suatu tim penelitian terstruktur untuk menjawab pertanyaan: manakah yang lebih manusiawi dan paling tidak sakit, penyembelihan secara Syari’at Islam (tanpa proses pemingsanan) , atau penyembelihan dengan cara Barat (dengan pemingsanan) .

Beliau berdua merancang penelitian sangat canggih mempergunakan sekelompok sapi yang telah cukup umur (dewasa). Pada permukaan otak kecil sapi-sapi tersebut dipasang elektroda tertentu (microchip) yang disebut Electro-Encephalogr aph (EEG). EEG dipasang pada permukaan otak yang menyentuh titik (panel) rasa sakit di permukaan otak. Alat ini dipakai untuk merekam dan mencatat derajat rasa sakit sapi ketika disembelih. Pada jantung sapi-sapi tersebut juga dipasang Electro-Cardiograph (ECG) untuk merekam aktivitas jantung saat darah keluar.

Untuk menekan kesalahan, sapi dibiarkan beradaptasi dengan EEG dan ECG (yang telah terpasang) beberapa minggu. Setelah masa adaptasi dianggap cukup, separuh sapi disembelih secara Syari’at Islam dan separuh sisanya disembelih secara metode Barat.

Syari’at Islam menuntunkan penyembelihan dilakukan dengan menggunakan pisau yang sangat tajam dengan memotong 3 saluran pada leher bagian depan (saluran makanan, saluran nafas, serta 2 saluran pembuluh darah, yaitu : arteri karotis dan vena jugularis). Syari’at Islam tidak merekomendasikan pemingsanan. Sebaliknya, Metode Barat (Western Method) mengajarkan ternak dipingsankan dahulu sebelum disembelih.

Selama penelitian, EEG dan ECG pada seluruh ternak dicatat untuk merekam keadaan otak dan jantung semenjak sebelum pemingsanan (atau penyembelihan) hingga hewan ternak benar-benar mati. Nah, hasil penelitian inilah yang kita tunggu-tunggu!

Hasil penelitian Prof. Schultz dan Dr. Hazim di Hanover University Jerman adalah sebagai berikut :

Penyembelihan menurut tuntunan Syari’at Islam

Pertama, pada 3 detik pertama setelah disembelih (dan ketiga saluran pada leher sapi bagian depan terputus), tercatat tidak ada perubahan pada grafik EEG. Hal ini berarti bahwa pada 3 detik pertama setelah disembelih tidak ada indikasi rasa sakit.

Kedua, pada 3 detik berikutnya, EEG pada otak kecil merekam adanya penurunan grafik secara gradual (bertahap) yang sangat mirip dengan kejadian deep sleep (tidur nyenyak) hingga sapi-sapi tersebut benar-benar kehilangan kesadaran. Pada saat tersebut, tercatat pula oleh ECG bahwa jantung mulai meningkat aktivitasnya.

Ketiga, setelah 6 detik pertama tersebut, ECG pada jantung merekam adanya aktivitas luar biasa dari jantung untuk menarik sebanyak mungkin darah dari seluruh anggota tubuh dan memompanya keluar. Hal ini merupakan refleks gerakan koordinasi antara jantung dan sumsum tulang belakang (spinal cord). Subhaanallah, pada saat darah keluar melalui ketiga saluran yang terputus di bagian leher tersebut, grafik EEG tidak naik, tapi justeru drop sampai ke zero – level (angka nol). Diterjemahkan oleh kedua ahli tersebut bahwa, “No feeling of pain at all!” (tidak ada rasa sakit sama sekali!) Allaahu Akbar! Walillaahil hamdu!

Keempat, oleh karena darah tertarik dan terpompa oleh jantung keluar tubuh secara maksimal, maka dihasilkan healthy meat (daging yang sehat) yang layak dikonsumsi oleh manusia. Jenis daging semacam ini sangat sesuai dengan prinsip Good Manufacturing Practice (GMP) yang menghasilkan Healthy Food.

Penyembelihan ala Barat (Western Method)

Pertama, segera setelah dilakukan proses stunning (pemingsanan) , sapi terhuyung jatuh dan collaps. Setelah itu, sapi tidak bergerak-gerak lagi sehingga mudah dikendalikan. Oleh karena itu, sapi dapat dengan mudah disembelih, tanpa meronta-ronta, dan (nampaknya) tanpa rasa sakit. Pada saat disembelih, darah yang keluar hanya sedikit (tidak sebanyak bila disembelih tanpa proses stunning).

Kedua, segera setelah proses pemingsanan, tercatat adanya kenaikan yang sangat nyata pada grafik EEG. Hal tersebut mengindikasikan adanya tekanan rasa sakit yang diderita oleh ternak (pada saat kepalanya dipukul).

Ketiga, grafik EEG meningkat sangat tajam dengan kombinasi grafik ECG yang drop ke batas paling bawah. Hal ini mengindikasikan adanya peningkatan rasa sakit yang luar biasa sehingga jantung berhenti berdetak lebih awal. Akibatnya, jantung kehilangan kemampuannya untuk menarik darah dari seluruh organ tubuh serta tidak lagi mampu memompanya keluar dari tubuh.

Keempat, oleh karena darah tidak tertarik dan tidak terpompa keluar tubuh secara maksimal, maka dihasilkan unhealthy meat (daging yang tidak sehat), sehingga tidak layak dikonsumsi oleh manusia. Disebutkan dalam khasanah ilmu dan teknologi daging (dipelajari di Fak. Peternakan UGM), bahwa timbunan darah (yang tidak sempat keluar pada saat ternak mati/ disembelih) merupakan tempat yang sangat ideal bagi tumbuh kembangnya bakteri pembusuk yang merupakan agen utama perusak kualitas daging.

Maha Suci Allah! Meronta-ronta dan meregangkan otot pada saat ternak disembelih ternyata bukanlah ekspresi rasa sakit! Sangat jauh berbeda dengan dugaan kita sebelumnya! Bahkan mungkin sudah jamak menjadi keyakinan kita bahwa setiap darah yang keluar dari anggota tubuh yang terluka pastilah disertai rasa sakit dan nyeri. Lebih-lebih yang terluka adalah leher dengan luka terbuka yang menganga lebar…!

Hasil penelitian Prof. Schultz dan Dr. Hazim berhasil membuktikan bahwa pisau yang mengiris leher (ref. Syari’at Islam) tidaklah ‘menyentuh’ saraf rasa sakit. Oleh karenanya, beliau berdua menyimpulkan bahwa sapi meronta-ronta dan meregangkan otot bukanlah ekspresi rasa sakit, tetapi hanyalah ekspresi ‘keterkejutan otot dan saraf’ saja (yaitu pada saat darah mengalir keluar dengan deras). Mengapa demikian? Tentunya, hal ini tidak terlalu sulit dijelaskan (grafik EEG tidak menunjukkan adanya rasa sakit).

Apabila telah disembelih, tetapi sapi tidak segera mati, bolehkah kita menusuk jantungnya?

Sering kita melihat bahwa setelah disembelih, banyak sapi yang tidak segera mati. Seringkali pula kita merasa kasihan, sehingga muncul ide di benak kita untuk menusuk jantungnya. Sikap ini umumnya berawal dari kekhawatiran kita kalau-kalau sapi terlalu lama menahan sakit.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Blackmore (1984), Daly et al. (1988), Blackman et al. (1985), dan Anil et al. (1995) di 4 negara yang berbeda membuktikan bahwa setelah disembelih, sapi memerlukan waktu lebih lama untuk benar-benar mati. Hal ini diduga disebabkan oleh ukuran tubuh sapi yang lebih besar dibandingkan kambing, domba, rusa, ayam, dll. Untuk itu, sebaiknya kita menunda hingga sapi benar-benar mati dan tidak perlu menusuk jantungnya. Bila kita menusuk jantungnya, maka jantung akan sobek dan kehilangan fungsinya untuk memompa darah, sehingga darah tidak dapat maksimal terpompa keluar tubuh. Selain itu, sobeknya jantung diduga akan menimbulkan kejutan rasa sakit yang amat sangat bagi hewan ternak yang bersangkutan.

(Sekretaris Eksekutif LPPOM Majelis Ulama Indonesia Propinsi DIY dan Dosen Fakultas Peternakan UGM Yogyakarta)

Jumat, 04 Desember 2009

Anak Anda adalah cermin diri Anda



Apabila mati anak Adam, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara: sedekah jariah, ilmu yang bermannfaat, dan anak yang shaleh yang mendoakannya. (HR Muslim).


Sesungguhnya orang yang memahami hadits ini akan melihat bagaimana pentingnya kita dalam mendidik anak-anak kita, anak kita dalah asset kita diakherat kelak yang tidak akan putus-putus dan terus mengalir kalau kita berhasil dalam mendidik nanak-anak kita menjadi anak yang shaleh yang selalu mendoakan kita.
Apa yang kita ajarkan kepadanya berupa shalat, puasa, akhlak yang mulia dan perbuatan baik yang lain merupakan ilmu yang bermanfaat baginya. Sehingga kita akan mendapat pahala dari apa-apa yang telah kita ajarkan.


Ini merupakan bukti yang membenarkan perkataan junjungan kita, Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam dalam hadits Shahih-nya, “Barangsiapa mengajak kepada petunjuk, maka ia akan mendapatkan ganjaran sebagaimana ganjaran yang diterima oleh orang-orang yang mengikutinya dimana tidak berkurang sedikit pun baginya ganjaran-ganjaran mereka. Sebaliknya, barangsiapa mengajak kepada suatu kesesatan, maka ia akan mendapatkan dosa sebagaimana dosa orang yang mengikutinya dimana tidak berkurang sedikit pun baginya dosa-dosa mereka.”


Demikian juga sebaliknya dengan belajar dari ayahnya perbuatan yang buruk, menghisap rokok misalnya, atau menyaksikan tayangan-tayangan telanjang di televis atau video atau hal-hal buruk lainnya, maka si ayah juga akan mendapatkan dosa dan keburukan-keburukan persis sebagaimana yang dilakukan oleh anaknya.
Dalam hadits dikatakan, “Sesungguhnya Allah akan menanyakan setiap pemimipin mengenai apa yang ia pimpin, apakah ia meramut atau menyia-nyiakannya, hingga setiap laki-laki pun akan ditanya mengenai keluarganya.”


Kajian ayat-ayat Al-Qur`an, hadits-hadits, riwayat-riwayat dari para imam keluarga Nabi saw dan para ulama yang lain, serta kajian-kajian sejarah dan bukti-bukti penelitian menunjukkan bahwa orang tua memiliki pengaruh penting dan dampak langsung terhadap perjalanan nasib dan masa depan anak-anak mereka, baik di masa kanak-kanak, di masa remaja, maupun setelah dewasa.


Orang tua yang meramut dan memperlakukan anak-anak mereka dengan kasih sayang, perhatian, pendidikan, pengawasan, dan pengarahan dengan baik sesuai norma-norma agama, sehingga akan membawa anak-anak menuju pintu gerbang kebahagiaan baik kebahagian di dunia maupun kebahagiaan di akherat. Sebaliknya orang tua yang tidak mendidik mereka dengan baik bahkan mengabaikan mereka dalam pendidikan agamanya, akan menjadikan mereka sebagai mangsa kesengsaraan, menempatkannya jauh dari jalan kebenaran, serta mengantarkannya ke tepi jurang kehancuran dunia akherat.


Setiap muslim yang memahami ajaran agamanya akan sadar dengan sepenuhnya bahwa ia bukan hanya harus memperhatikan masa depan anak-anak mereka di dunia, tetapi juga harus membawa mereka pada kebahagiaan abadi di akhirat nanti. Cukuplah hal itu diingatkan oleh Al-Qur’an dalam surat At-Tahrim ayat (6) yang artinya, “ Wahai orang – orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu-batuan. “ Didalam surah Az-Zumar ayat (15) kita juga diingatkan agar tidak membuat diri kita dan keluarga kita merugi di hari kiamat kelak. Dalam ayat itu Allah menyatakan yang artinya “sesungguhnya orang-orang yang merugi adalah orang-orang yang merugikan keluarga mereka pada hari kiamat. Ingatlah yang demikian itu adalah kerugian yang nyata”.


Ingatlah anak anda adalah cermin diri anda, semoga manfaat dan barokah.

Gindra

Kamis, 15 Oktober 2009

Penyaluran Donasi DPP LDII untuk Korban Gempa Sumbar



DPP LDII kembali mengoptimalkan LDII Crisis Center (CCLDII) untuk membantu korban gempa Sumbar 2009. CCLDII diselenggarakan sebagai bentuk Ibadah Ghoiro Maghdoh (ibadah sosial) LDII untuk melayani musibah bencana alam. CCLDII berdiri sejak adanya bencana Tsunami NAD tahun 2004 yang lalu. Diharapkan dengan terbentuknya tim tanggap darurat ini dapat memudahkan sekaligus mempercepat semua akses bantuan, informasi dan kinerja lainnnya dalam membantu korban bencana. Tim relawan di lapangan akan menyalurkan semua bantuan baik makanan, obat-obatan, pakaian dan lain lain, sekaligus membantu secara langsung korban bencana, baik sesaat setelah gempa, sampai proses recovery pasca gempa.

Untuk gempa Sumbar ini tim Crisis Center DPP LDII berlokasi di Masjid Miftahul Huda, Jl. Bhakti Abri Kota Panjang Ikua Koto Padang. Bagi kita semua yang akan menyalurkan donasi berupa uang bisa ditransfer ke rekening DPP LDII di Bank Mandiri 1170004289310. Sedangkan bantuan barang bisa menghubungi alamat posko berikut:
Crisis Center DPP LDII (Lembaga Dakwah Islam Indonesia)
JL. Arteri Tentara Pelajar no.28 Patal Senayan
Jakarta Selatan e-mail: ldii.care@gmail.com
Blog: http://www.ccldii.blogspot.com/
http://ldiipeduli.wordpress.com/

Senin, 05 Oktober 2009

Gempa Indonesia Ada di Alquran Bikin Heboh



TB Ardi Januar - Okezone

JAKARTA - Serangkaian tragedi gempa bumi terjadi di Indonesia. Berita ini kerap menjadi buah bibir terlebih setelah beredar kabar bahwa peristiwa gempa bumi di Tanah Air tertera di dalam kitab suci Alquran.

Sebagaimana diketahui sebelumnya, sejumlah pihak mengaitkan waktu terjadinya gempa bumi dengan ayat suci Alquran. Pendapat tersebut pun beredar di dalam pesan singkat ataupun pesan elektronik lainnya.

Misalnya saja gempa di Padang, di mana gempa terjadi pada pukul 17.16 WIB. Jika membuka Surat 17 (Al Israa') ayat 16, disitu bertuliskan, "Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya menaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya".

Selain itu, gempa susulan di Padang juga terjadi pada pukul 17.58 WIB. Jika dikaitkan dengan kitab suci Alquran, dalam surat 17 (Al Israa') ayat 58 pun dituliskan, "Tak ada suatu negeri pun (yang durhaka penduduknya), melainkan Kami membinasakannya sebelum hari kiamat atau Kami azab (penduduknya) dengan azab yang sangat keras. Yang demikian itu telah tertulis di dalam kitab (Lauh Mahfuz)".

Selain gempa bumi di Padang, peristiwa serupa di Jambi beberapa waktu lalu pun berusaha dikaitkan oleh sejumlah pihak dengan ayat di dalam Alquran.

Saat gempa bumi yang terjadi di Jambi pada 1 Oktober lalu, peristiwanya terjadi sekira pukul 08.52 WIB. Sedangkan di dalam Surat 8 (Al Anfaal) ayat 52 bertuliskan "(Keadaan mereka) serupa dengan keadaan Fir'aun dan pengikut-pengikutnya serta orang-orang sebelumnya. Mereka mengingkari ayat-ayat Allah, maka Allah menyiksa mereka disebabkan dosa-dosanya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Amat Keras siksaan-Nya".

Menyikapi hal ini, banyak kalangan yang percaya namun ada pula pihak yang enggan terlalu cepat menyimpulkan. Percaya atau tidak, semua kembali kepada diri masing-masing. (teb)

Jumat, 28 Agustus 2009

Kisah Kedurhakaan Tsa’Labah



Siang itu Rasululloh sedang sholat berjamaah bersama para sahabat beliau, Diantara sederetan sahabat yang makmum di belakang Rasululloh, nampak seorang tengah baya yang kusut rambutnya dengan berpakaian lusuh, Ia dikenal sebagai seorang sahabat Rasululloh yang tekun beribadah. Setelah Rosululloh menyelesaikan sholat, sahabat berpakian lusuh itu segera beranjak pulang tanpa membaca wirid dan berdoa terlebih dahulu, Rasululloh menegurnya, “ Tsa’labah!,mengapa engkau tergesa-gesa pulang. Tidakkah engakau berdoa terlebih dahulu. Bukanlah tergesa-gesa keluar dari mesdjid adalah kebiasaan orang-orang munafik..” Tsa”labah. Menghentikan langkahnya, ia sangat malu ditegur oleh Rosululloh, tetapi apa mau dikata, terpaksa ia berterus terang kepada Rosululloh. “ Wahai Rosullloh, kami hanya memiliki sepasang pakaian untuk sholat dan saat ini istriku di rumah belum melaksanakannya sholat karena menunggu pakaian yang aku kenakan ini, Pakaian yang hanya sepasang ini kami pergunakan sholat secara bergantian. Kami sangat miskin, untuk itu, Wahai Rosululloh. Jika engkau berkenan, doakanlah kami agar Alloh menghilangkan semua kemiskinan kami ini dan memberi rezeki yang banyak.

Rosululloh tersenyum mendengar penuturan Tsa”labah, lalu beliau berkata,” Tsa”labah sahabatku, engkau dapat mensyukuri hartamu yang sedikit itu lebih baik dari pada engkau bergelimangkan harta tetapi engkau menjadi manusia yang kufur. Nasehat Rasululloh sedikit menghibur hati Tsa”labah, karena sesungguhnya yang ada dalam benaknya adalah dia sudah bosan menjalani hidup yang serba kekurangan, Satu-satunya cara agar cepat menjadi kaya adalah memohon doa kepada Rosululloh, karena Doa seorang utusan Alloh pasti didengar Alloh, itulah yang selalu menjadi angan-angan Tsa’labah, hingga keesokan harinya ia kembali menemui Rosulullloh, dan memohon agar beliau mau mendoakannya agar menjadi orang kaya. Rosululloh kembali menasehati, “ Wahai Tsa’Labah. Demi Dzat diriku diriku berada ditanganNya, seandainya aku memohon kepada Alloh agar Gunung Uhud menjadi emas, Alloh pasti mengabulkannya, tetapi apa yang terjadi jika gunung uhud benar-benar menjadi emas, masdjid-masdjid akan sepi!. Semua orang akan sibuk memupuk kekayaan dari gunung itu, aku khawatir jika engkau menjadi orang kaya engkau akan lupa beribadah kepada Alloh.

Tsa”labah terdiam mendengar nasehat Rosululloh namun dalam hatinya berkecamuk. “Aku mengerti Rosulullloh tidak mau mendo’akan karena beliau sayang kepadaku, beliau khawatir jika aku menjadi orang kaya aku akan menjadi golongan orang-orang yang khufur, tetapi aku tidak seburuk itu, justru dengan kekayaan yang aku miliki aku akan membela agama ini dengan hartaku. Akhirnya Tsa’labah pulang, ia merasa malu apabila terus memaksa Rosululloh agar mau mendo’akannya, namun keesokan harinya ia tidak kuasa menahan dorongan hatinya untuk segera terbebas dari belenggu kemiskinan yang kian menghimpitnya, Ditemuinya Rosulullloh, ya memohon untuk yang ketiga kalinya aga Rosulullloh mau mendo’akan. Kali ini Rosululloh tidak bisa menolak keinginan Tsa’Labah, beliau menengadahkan tangan kelangit. Ya…ALLAH…limpahkanlah rejekiMU kepada Tsa’Labah”. Kemudian Rosululloh memberikan kambing betina yang sedang bunting kepada Tsa’Labah, ”Peliharalah kambing ini baik-baik….pesan Rasulullloh. Tsa’Labah pulang membawa kambing pemberian Rasulullloh dengan hati yang berbunga-bunga” Dengan modal kambing serta Do’a Rasululloh aku yakin aku akan menjadi orang yang kaya raya.

Hari-berganti hari, bulan berganti bulan Tsa’Labah yang dulu miskin dan lusuh telah berubah menjadi orang yang kaya yang terpandang, Kambingnya berjumlah ribuan, disetiap lembah dan bukit terdapat kambingnya Tsa’Labah. Pagi itu Tsa’Labah berjalan-jalan meninjau kandang-kandang kambing yang sudah tidak sesuai dengan jumlah kambing yang terus berkembang biak. “Hmmm. Aku harus pindah dari sini mencari lahan yang lebih luas untuk menampung kambing-kambingku. Akhirnya Tsa’Labah menemui lahan yang luas dipiggir Madinah. Disana ia membangun kandang-kandang baru yang lebih besar, Namun demikian perkembangan kambing-kambing Tsa’Labah bagaikan air bah yang sulit di bendung, kadang-kadang yang baru dibangun itu sudah penuh sesak oleh ribuan kambing, Dengan demikian Tsa’Labah setiap hari disibukkan terus dengn harta kekayaannnya, Ia yang dulu setiap Sholat lima waktu selalu berjamaah di masdjid sekarang datang kemasdjid hanya pada waktu sholat dhuhur dan ashar saja.

Kini kandang kambing yang baru dibangun Tsa’Labah di pinggin Madinah sudah tidak lagi memenuhi syarat, maka ia memutuskan untuk mencari area yang lebih luas lagi, tsa’Labah sudah tidak memikirkan lagi bagai mana ibadahnya bila jauh dari Madinah. Kepalanya sudah dipenuhi dengan hubbudhunya, sehingga ia datang kemasdjid hanya satu kali dalam satu minggu pada sholat Jum’at. Dengan demikian derasnya harta yang mengalir dirumah tsa’labah kini ia lebih senang tinggal dirumah dari pada jauh-jauh datang kemesdjid, bahkan sholat jum’at pun ia sudah takdatang lagi ke masdjid. Sampai Rosulullloh bertanya” Wahai sahabatku. sudah sekian lama Tsa’Labah tidak keliahatan di masdjid…taukan kalian kemana dan bagaimana keadaannya sekarang. “Wahai Rosulullloh. Tsa’ Labah sudah menjadi orang kaya. Lembah-lembah di Madinah maupun di luar Madinah telah penuh sesak dengan kambing-kambingnya Tsa’Labah.” “ Benarkah.. mengapa ia tidak pernah menyerahkan Shodakahnya sedikitpun?”.

Setelah Alloh menurunkan ayat tentang kewajipan Zakat. Rosulullloh mengutus dua orang sahabat untuk menjadi amil zakat, seluruh umat islam di Madinah yang hartanya dipandang sudah Nisob zakat didatangi, tak terkecuali Ts’Labah pun menjadi giliran. Kedua utusan Rosulullloh membacakan ayat zakat dihadapat Tsa’Labah. Kemudian setelah dihitung dari seluruh harta kekayaannya ternyata memang banyak harta Tsa’Labah yang harus diserahkan sebagai zakat. Tak disangka Tsa’Labah mukanya berubah merah, ia berang. “Apa-apaan ini. Kalian mengatakan ini zakat tetapi menurutku ini lebih tepat disebut upeti!. Pajak!. Sejak kapan Rosulullloh menarik upeti Hah.!? Aku bisa rugi” ucap Tsa’Labah. “Kalian pulang saja aku tidak mau menyerahkan hartaku ..!”

Kedua utusan Rosulullloh kembali menghadap Rosulullloh dan menceritakan semua perbuatan Tsa’Labah, beliau bersedih telah kehilangan seorang sahabat yang dulu tekun beribadah ketika miskin namun setelah kaya ia telah terpengaruh dengan harta kekayaannya. “Sunggu celaka Tsa’Labah.. Celakalah ia..” Kemudian Allah menurunkan ayat 75 dalam surat At-Taubah tantang ciri-ciri orang MUNAFIK. Ayat ini segera menyebar keseluruh muslimin di Madinah sehingga ada salah seorang sahabat Tsa’Labah yang datang memberi tahunya. Celakalah engkau Tsa’Labah, Allah telah menurunkan ayat karena tingkah perbuatanmu. Tsa’labah tertegun, ia baru sadar bahwa nafsu angkara murka telah lama memperbudaknya. Kini ia bergegas menghadap Rosulullloh dengan membawa zakat dari seluruh hartanya, Namun Rosulullloh tidak berkata apa-apa kecuali hanya sepatah kata, Sebab kedurhakaanmu Allloh melarangku untuk menerima zakatmu.

Rosulullloh mengambil segenggam tanah lalu dutaburkan ditas kepala Tsa’Labah, “inilah perumpamaan amalanmu selama ini. sia- sia belaka. Aku telah perintahkan agar engkau menyerahkan zakat tetapi engkau menolak, celakalah engkau Tsa’ Labah”. Tsa’Labah kembali kerumahnya, dengan penyesalan yang tanpa batas dan tiada arti. Sampai suatu hari terdengar kabar Rosulullloh telah wafat, ia semkin bersedih karena taubatnya tidak diterima oleh Rosulullloh hingga beliau wafat. Tsa’Labah mencoba mendatangi Khalifah Abu Bakar sebagai pengganti Rosulullloh, ia datang membawa zakat. Abu Bakar hanya berkata “Rasulollloh saja tidak mau menerima zakatmu, bagaimana mungkin aku dapat menerima zakatmu.!”

Demikian pula dizaman kekholifahaan umar bin Khatab, Tsa’labah mencoba menyerahkan zakat, umarpun tidak mau menerima sebagai mana Rosulullloh dan Abu bakar tidak mau menerima zakatnya, Bahkan sampai kholifah usman bin Affan juga tidak mau menerima zakat Tsa’labah karena Rosulullloh, Abu Bakar dan Umar tidak mau menerima zakatnya.

Demikianlah kehidupan yang “hina” dan penuh dengan kemurkaan ALLOH telah menimpa seorang sahabat Rosulullloh yang telah tenggelam di dalam gelimang harta hingga menyeretnya ke lembah kemunafikan, Ia telah melalaikan kewajibannya. Ia telah mengingkari janji-janjinya, Ia telah melecehkan kemuliaan ALLOH dan Rosulnya sehingga membuahkan penderitaan yang kekal abadi didalam neraka. Nauszubillahi min dzalik..

Jumat, 21 Agustus 2009

Kenapa harus membaca alquran walau tak tahu artinya ?



Kenapa harus membaca Al Quran walau tak tahu artinya ....?

Ini adalah sebuat cerita penuh hikmah. Seorang Kakek Muslim Amerika hidup di sebuah pertanian di pegunungan bagian timur Kentucky dengan cucu laki2nya. Setiap shubuh sang Kakek selalu bangun awal, duduk di meja dapurnya membaca Al-Quran. Cucunya selalu ingin seperti kakeknya,
dan meniru perbuatan kakenya tersebut sebisanya..

Suatu hari sang cucu bertanya, "kek, aku mencoba membaca Al-Quran seperti kakek, tapi aku tidak mengerti, kalaupun ada yang aku mengerti aku langsung lupa begitu aku menutup Al-Quran. Apa sih manfaat membaca Al-Quran?"

Sang kakek pun berbalik perlahan, menghentikan kerjanya memasukkan batu bara ke tungku dan menjawab. "Ambillah keranjang batu bara ini, dan pergilah ke sungai dan bawakan aku sekeranjang air" Sang cucu melakukan apa yang diperintahkan kepadanya, tapi semua air tumpah
sebelum ia berhasil kembali ke rumah. sang kakek tersenyum dan berkata "kamu harus bergerak lebih cepat mengangkut airnya" dan menyuruh sang cucu tuk kembali ke sungai mengambil air. Sang cucu pun berusaha lari dengan cepat ketika mengantar air, namun tetap saja airnya tumpah.
Sambil kehabisan nafas, ia pun berkata kepada kakeknya bahwa tidak mungkin mengangkut air dengan keranjang, lalu sang cucu berjalan tuk mengambil ember sebagai ganti keranjang.

Sang kakek berkata, "aku menginginkan sekeranjang air, bukan seember air. kau kurang bekerja keras tuk mengambilnya" , dan si kakek pergi ke pintu tuk melihat si cucu berusaha lagi.

Ketika itu, sang cucu sudah tahu bahwa perbuatannya tidak ada manfaatnya, tapi dia ingin menunjukkan kakeknya bahwa secepat apapun dia lari, air dari keranjang akan tetap tumpah. Dia mengambil air di sungai, lalu berlari cepat ke kakeknya, namun air tetap tumpah sebelum ia sampai ke tempat kakeknya. Maka ia pun berkata, "lilhat kek, gak da manfaatnya kan!"

"jadi kamu berpikir perbuatanmu tidak ada manfaatnya?" , sang kakek berkata, "lihatlah keranjangnya"

sang cucu melihat ke keranjangnya dan untuk pertama kalinya ia sadar bahwa keranjangnya telah berubah. Keranjangnya telah berubah dari keranjang batu bara yang kotor menjadi keranjang yang bersih, luar dalam.

"Cu, itu yang terjadi ketika kau membaca Al-Quran. Kamu mungkin tidak mengerti atau mengingat apa pun, tapi ketika kamu membacanya, kamu akan berubah, luar dalam. Dan itu adalah kuasa Allah atas diri kita".

Didalam bulan Romadhon sempatkanlah waktu untuk mengkhatamkan Al-qur'an betapapun sibuknya.

Semoga Allah paring aman, selamat, lancar dan barokah.

MENGAPA BISA TERJADI PERBEDAAN AWAL PUASA ANTARA JAKARTA DAN MEKAH ?


MENGAPA BISA TERJADI PERBEDAAN AWAL PUASA
ANTARA JAKARTA DAN MEKAH ?
(Penjelasan Secara Orang Awam)


1. Berdasarkan dalil, perhitungan puasa adalah dengan rukyat (melihat bulan). Pada saat akan memasuki bulan Ramadhan, kalau pada saat matahari terbenam sudah terlihat bulan baru (new moon, hilal) di ufuk barat, maka besoknya kita puasa.
Kalau hilal belum kelihatan, besoknya kita belum puasa.

2. Perbedaan awal waktu puasa antara Jakarta dan Mekah bisa terjadi karena perhitungan puasa menggunakan kombinasi sistem Qomariyah dan sistem Syamsiyah. Mulai puasa (tanggal 1 Ramadhan) dengan dasar melihat pergerakan bulan (sistem Qomariyah) tetapi waktu (jam) puasa dengan dasar melihat pergerakan matahari (sistem Syamsiyah).

3. Seperti kita amati bersama, bulan baru / new moon / hilal terbit di ufuk barat pada saat matahari baru terbenam. Semakin hari, bulan akan tampak semakin tinggi di langit.
Dengan kata lain, bulan terlihat bergerak dari barat ke timur, sehingga kira-kira 14 hari setelah hilal, bulan purnama akan terbit di ufuk timur pada saat matahari terbenam.

4. Periode rata-rata dari hilal ke hilal berikutnya adalah 29,530588 hari.

5. Yang kita lihat, bulan menempuh 360o langit dalam 29,530588 x 24 jam = 708,73411 jam.

6. Berarti dalam satu jam, bulan terlihat naik (bergerak dari barat ke timur) sebesar 360o / 708,73411 = 0,507948o.

7. Beda waktu antara Jakarta dan Mekah adalah 4 jam (Time zone Jakarta adalah GMT + 7,00 sedangkan Mekah GMT + 3,00).

8. Kalau mau contoh agak persis mah, contoh perhitungannya begini:
Posisi kantor saya di Jakarta: 06o 14,376’ S – 106o 47,730’ E atau 6,240o S – 106,796o E. Posisi Ka’bah: 21o 25,355’ N – 39o 49,570’ E atau 21,423o N – 39,826o E.
Beda derajat bujur adalah 106,796o – 39,826o = 66,970o.
Matahari menempuh 360 derajat bujur keliling bumi dalam 24 jam.
Maka beda 66,970 derajat akan memunculkan beda waktu sebesar (66,970 / 360) x 24 jam = 4,465 jam.
Sebagai perbandingan, bisa dilihat jadwal waktu sholat Magrib di www.islamicfinder.com pada tanggal 05 Januari 2007. Di Jakarta, Magrib jam 11:12 GMT, di Mekah 14:53 GMT.
Ada beda waktu 3 jam 41 menit atau 3,683 jam.
Supaya tidak tambah ruwet, karena ini perhitungan cara awam, kita ambil saja beda waktu 4 jam.

9. Dalam 4 jam, bulan akan terlihat naik setinggi 4 x 0,5079478o = 2,031792o.

10. Secara astronomi, berhubung adanya interaksi dengan atmosphere bumi, hilal baru akan nampak bila posisinya (perhitungan matematik) sudah 2o di atas horizon / cakrawala. Bila posisinya kurang dari 2o, maka hilal belum nampak, sekalipun memakai teropong bintang (ini kata Pak Bambang Hidayat dari jurusan Astronomi ITB, yang juga sebagai Kepala Observatorium Boscha, Lembang).

11. Katakanlah pada suatu hari (umpamanya hari Kamis), pada saat matahari terbenam di Jakarta, hilal berada di posisi kurang dari 2o di atas horizon.
Untuk contoh, kita ambil posisinya persis di horizon (posisi 0o di atas horizon).
Berarti di Jakarta belum tampak hilal pada hari Kamis itu.

12. Berdasarkan dalil, orang di Jakarta belum puasa pada keesokan harinya (hari Jum’at).

13. Empat jam kemudian (hari Kamis itu juga), di Mekah matahari terbenam.

14. Selama 4 jam itu, bulan sudah naik sebanyak 2,031792o.

15. Maka pada saat matahari terbenam di Mekah, posisi hilal adalah 0o + 2,031792o = 2,031792o di atas horizon. Karena sudah di atas 2o, berarti saat itu di Mekah hilal sudah tampak!.

16. Berdasarkan dalil, besoknya (hari Jum’at), orang di Mekah sudah mulai puasa sedang di Indonesia belum!

17. Pada saat matahari terbenam di Jakarta hari Jum’at, atau 24 jam kemudian, posisi hilal di Jakarta adalah 24 x 0,507948o = 12,190752o. Maka berdasar dalil, orang di Jakarta baru akan puasa pada hari Sabtu.

18. Orang Mekah mulai puasa hari Jum’at, dan orang Jakarta mulai puasa hari Sabtu, kedua-duanya benar berdasarkan dalil.

19. KESIMPULAN: Sangat mungkin terjadi perbedaan awal waktu puasa antara Jakarta dengan Mekah!
Juga antara tempat-tempat lain yang berbeda kordinat, misalnya Medinah dan Syam.


CATATAN:

1. Berhubung ini hitungan awam yang tidak memerlukan ketelitian tinggi, maka faktor-faktor yang mempengaruhi hasil perhitungan waktu seperti garis lintang, earth axis inclination, earth axis precession, bidang ekliptika lintasan bulan, dan sebagainya, tidak disertakan karena besarannya tidak dominan.

2. Penjelasan di atas tidak hanya berlaku untuk perbedaan awal puasa Ramadhan saja, tetapi bisa berlaku untuk puasa yang lain, semisal puasa Arofah. Atau event kalender Qomariyah yang lain seperti wukuf, dan sebagainya.

SUMBER BACAAN:

1. Almanak Nautika, Tahun 1989.
2. Mark’s Standard Handbook for Mechanical Engineers, 5th Edition: ”The Tide: Effects of the Moon’s Gravitational Pull on the Earth”.
3. Situs Islamic Finder, www.islamicfinder.com.

PERALATAN:

Magellan GPS Receiver Type Explorist 100.



Jakarta, 05 Januari 2007.
Bambang Eko



Senin, 10 Agustus 2009

LDII-Depkominfo akan adakan Workshop Gerakan Internet Sehat & Pelatihan Citizen Journalism



LDII sebagai lembaga dakwah dalam melaksanakan visi dan misinya perlu memanfaatkan internet sebagai media dakwah dalam rangka meningkatkan peran dan fungsinya mengawal moral keagamaan dan utuhnya NKRI. Selain itu sebagai organisasi dakwah, LDII secara struktural memiliki 33 DPD provinsi, 353 DPD Kota/Kabupaten, 4500 PC dan PAC seluruh Indonesia memerlukan sistem informasi berbasis internet dalam usaha mengatur informasi.

Saat ini dari 6,5 Milyar penduduk dunia sudah tersambung dengan internet. Di Indonesia sudah ada 30 juta netter (pengguna internet secara intensif) dari 230 juta. Internet dapat diibaratkan sebagaimana pisau bermata dua. Kemajuan pesat dunia internet ini bisa berdampak positif tapi juga bisa berdampak negatif. Saat ini telah ada 100 juta web yang aktif dan 50 % di antaranya berisi info yang tidak pada tempatnya (sex, judi, kekerasan, dan lain-lain). Oleh karena itu perlu ada gerakan untuk mendorong pemanfaatan internet ke arah yg positif sekaligus dapat menghindari efek negatif dari internet itu sendiri. Maka dengan adanya Program GERAKAN INTERNET SEHAT dari pemerintah melalui DEPKOMINFO, kiranya harus didukung dan disebar luaskan kepada masyarakat, khususnya dalam lingkungan LDII. Adapun tujuan penyelenggaraan kegiatan ini adalah :
1.Terbangunnya kerjasama dalam kemitraan antara LDII dengan pemerintah (DEPKOMINFO RI) dalam persoalan strategis bangsa yaitu Pendayagunaan SISI POSITIF Internet
2.Terbangunnya Penyebarluasan informasi tentang LDII melalui Information & Communication Technology (ICT)
3.Optimalisasi pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi mulai ditingkat DPP, DPD Provinsi, Kabupaten/kota, PC dan PAC seluruh Indonesia
4.Terwujudnya kualitas SDM khususnya warga LDII dalam bidang ICT, dengan lingkup : infrastruktur, rancang bangun software, dan pengembangan konten yang produktif.

Workshop insyaAlloh akan diselenggarakan di :
Hari : Selasa s.d. Kamis
Tanggal : 11 s.d. 13 Agustus 2009
Tempat : Gedung Lokantara Budaya RRI Bandung
Jl. Diponegoro – Bandung
Direncanakan workshop ini akan dihadiri oleh Menkominfo RI : Prof DR Ir. Muh.Nuh,DEA, Ir. Cahyana Ahmadjayadi MH (Dirjen Aplikasi TELEMATIKA), DR.Onno W Purbo, Yusep Rismansyah, Ph.D., Luhur Hertanto (wartawan senior Detik.com) dll. Selengkapnya bisa dilihat di : http://ictldii.wordpress.com

Rabu, 05 Agustus 2009

Mbah Surip



Terus terang, saya baru mendapatkan kabar meninggalnya Mbah Surip jam 14.39, ketika saya berada di tengah belantara Geragai, Tanjung Jabung Timur. Kaget juga, istri kirim SMS; “Mbah Surip meninggal tadi pagi.” Apa pentingnya, pikir saya. Tapi saya penasaran juga, lalu saya balas, “Yang bener? Mati kenapa?” “Tadi pagi. Ki baru rame di TV. Kecapekan, jantung,” balas istri saya. Kemudian sesampai di kantor jam 17.00 lewat, baru saya update melalui internet. Ternyata benar, bahkan presiden pun ikutan berbela sungkawa atas meninggalnya Mbah Surip. Lebih kaget lagi, ternyata ada yang minta tanggapan mengenai hal ini. Kayaknya heboh banget gitu. Kematian adalah proses alamiah. Sesuatu yang telah digariskan oleh Yang Maha Kuasa. Kematian seperti gugurnya dedaunan dari batang pohon. Jika datang masanya, jika datang waktunya, pasti terjadi. Tidak bisa ditunda dan dimajukan sedikit pun. Kematian adalah keniscayaan. Oleh karena itu, seorang guru kehidupan ketika ditanya mengenai rumus kehidupan, dengan singkat ia menjawab, “Kakek mati, kemudian bapak mati, kemudian anak mati.” Jawaban ini tentu membingungkan bagi orang yang bertanya, namun sang bijak tetap pada pendapatnya. “Inilah rumus kehidupan yang alamiah,” katanya lagi. “Mengapa demikian?” kata si penanya. “Tentu saja, karena kalau anak yang mati lebih dulu, orang tuanya akan sangat sedih dan kesedihan itu tidak akan hilang selama – lamanya. Sementara kalau orang tua yang lebih dulu meninggal, walau si anak juga akan merasa sedih, kesedihan itu akan menghilang seiring dengan berjalannya waktu dan kesibukan.”

Kematian dimanapun berada selalu membawa cerita bagi yang hidup dan yang ditinggalkannya. Tapi sebaik-baik cerita yang patut kita dengar adalah petuah: Kafa bilmauti wa’idhon (rowahu at-Thabrani). Cukuplah mati sebagai sebuah nasihat. Seorang filsuf China I Ching, dalam rangka menyelami dan menemukan indahnya kehidupan ini, pernah mengatakan, “Peristiwanya sendiri tidak penting, tetapi makna dan pembelajaran dibalik peristiwa itulah yang sangat penting.” Nah, nasehat apa yang kita dapatkan dari meninggalnya Mbah Surip? Semua orang mungkin mendapatkan kesan dan nasehat yang berbeda dari hal atau peristiwa yang sama. Itu sah – sah saja, yang penting bermanfaat bagi kemajuan spiritual seorang hamba.

Mbah Surip adalah fenomena. Bagi pemerhati kehidupan, perjalanan hidup Mbah Surip adalah contoh yang indah dalam memahami roda kehidupan ini. Ada orang yang tenar, kaya dan hebat ketika masih bocah. Kita masih ingat penyanyi cilik Joshua, dengan Diobok – oboknya. Setelah menginjak remaja, Joshua seperti di telan bumi. Ada orang yang tenar, kaya dan hebat kala remaja. Ambil contohnya seperti Adi Bing Slamet atau Ira Maya Shopa. Kala sudah dewasa mereka tidak sepopuler kala masih remaja. Ada juga yang tenar, kaya dan hebat kala dewasa. Ini yang umum dan banyak contohnya. Maradona, Pele, M. Phelps, Ronaldo, dll. Maka dari itu kita mengenal istilah golden age atau usia emas. Umumnya di bidang olah raga. Ada juga orang yang mulai terkenal di usia 40-an. Ada kata pepatah life begins forty. Contohnya kayak Tukul Arwana atau Susan Boyle. Nah satu lagi, ada yang kaya dan terkenal ketika sudah menginjak usia senja. Dalam kasus ini seperti Pak Bendot juga Mbah Surip. Sudah tua baru laris – manis, terkenal dan kaya.

Ini adalah pembelajaran penting dalam kehidupan, dalam memahami arti qodar dan usaha. Dalam sebuah haditsnya Nabi SAW pernah bersabda kalau orang itu diqodar kaya, maka dia tidak akan mati sebelum menemukan qodarnya yaitu menjadi kaya. Dalam kasus Mbah Surip, menjelaskan kepada kita bahwa setiap diri tidak akan lepas dari qodar yang ditetapkan baginya. Manusia tidak bisa memilih kapan kayanya, tetapi manusia diberi jalan dengan cara berusaha. Ikhtiar, untuk menemukan catatan qodarnya. Berjuang menguak takdirnya. Beruntung bagi yang menemukan qodar kaya secara alamiah, ketika masih muda sudah kaya. Artinya masih banyak waktu dan kesempatan untuk memanfaatkan kekayaannya sebagai bekal dan tabungan ibadah.

Diriwayatkan dalam Musnad dan Sunan, dari Ibnu Dailami ia berkata: "Aku datang kepada Ubay bin Ka’ab, kemudian aku katakan kepadanya: ''Ada sesuatu keraguan dalam hatiku tentang masalah qadar, maka ceritakanlah kepadaku tentang suatu hadis, dengan harapan semoga Allah s.w.t. menghilangkan keraguan itu dari hatiku", maka ia berkata: "Seandainya kamu menginfakkan emas sebesar Gunung Uhud, Allah tidak akan menerimanya darimu, sebelum kamu beriman kepada qadar, dan kamu meyakini bahwa apa yang telah ditakdirkan mengenai dirimu pasti tidak akan meleset, dan apa yang telah ditakdirkan tidak mengenai dirimu pasti tidak akan menimpamu, dan jika kamu mati tidak dalam keyakinan seperti ini, pasti kamu menjadi penghuni neraka. Kata Ibnu Dailami selanjutnya: "Lalu aku mendatangi Abdullah bin Mas''ud, Hudzaifah bin Yaman dan Zaid bin Tsabit, semuanya mengucapkan kepadaku hadis yang sama dengan sabda Nabi Muhammad s.a.w. di atas." (HR. Al Hakim dan dinyatakan shoheh).

Berbeda ketika tua baru kaya, salah – salah belum sampai menikmati dan memanfaatkan kekayaannya, ajal sudah tiba. Inilah yang terjadi pada Mbah Surip. Royalty sebesar Rp 4,5 M misalnya, tak bisa digendong kemana – mana. Dia jadi harta yang diperebutkan oleh ahli warisnya. Diperebutkan oleh yang hidup. Maka Nabi SAW selalu mengingatkan, manakah harta yang paling kamu suka, hartamu atau harta ahli warismu? Sahabat semua menjawab, kalau mereka suka dengan harta mereka dan bukan harta ahli warisnya. Akan tetapi pada praktiknya manusia selalu memperbanyak harta ahli warisnya dan menyedikitkan kekayaan dirinya. Sebab banyak manusia yang masih enggan membelanjakan hartanya di jalan Allah dan bekal setelah mati. Manusia lebih suka menumpuk – numpuk harta. Padahal setelah mati ahli waris yang memperebutkan. Tak bisa digendong ke alam baka dan menolongnya.

Dari Ibnu Mas’ud r.a., dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Siapa diantara kalian yang lebih mencintai harta ahli warisnya daripada hartanya sendiri?” Mereka menjawab, ‘Ya, Rasulullah, tidak ada seorang pun dari kami kecuali dia lebih mencintai hartanya sendiri.’ Rasulullah SAW bersabda, ‘Sesungguhnya hartanya adalah yang dia berikan (di jalan Allah) sedangkan harta ahli warisnya adalah apa yang dia tahan.” (Rowahu Bukhory dan Nasa’i)

Menutup tulisan ini, mungkin tepat apa yang disampaikan oleh Mbah Surip dalam akhir lagunya; Tak gendong ke mana – mana --- caaaapppeeeekkkk………….., gendong harta kemana – kemana. Makanya dia tinggalkan dan memilih tidur dan tidur untuk selama – lamanya, sehabis bangun yang terakhir kali. Jadi harta tak dibawa mati. Selamat jalan Mbah Surip. Semoga Allah menerima disisiNya sesuai amal perbuatannya.

Oleh :Faizunal Abdillah

Selasa, 14 Juli 2009

MISI APOLLO 11 (Manusia Belum Pernah Mendarat di Bulan)















Senin, 13 Juli 2009 | 03:51 WIB

Oleh Rakaryan Sukarjaputra

Empat puluh tahun telah berlalu sejak dunia dikejutkan oleh kabar keberhasilan pendaratan Apollo 11 di Bulan. Benarkah astronot Neil Armstrong telah menjejakkan kakinya di satelit Bumi tersebut?

Pertanyaan menggelitik itu memang terus menyertai kisah misi Apollo 11 dan pendaratannya di permukaan Bulan pada 21 Juli 1969.

Kemudian astronot Neil Armstrong dan Edwin ”Buzz” Aldrin berjalan di permukaan Bulan. Cuplikan video menggambarkan Armstrong mengibarkan bendera Amerika Serikat dan melompat-lompat. Aksi ini menegaskan keberhasilan pendaratan manusia di Bulan.

Sejumlah pihak menyangsikan pendaratan itu. Cuplikan video tersebut penuh dengan keganjilan. Ada yang menganggap video itu tidak dibuat di Bulan, tetapi di sebuah tempat khusus di sekitar Negara Bagian Arizona, AS.

Astronom Phil Plait termasuk yang sangsi. Dia memberikan penjelasan pada sebuah program radio ”Are We Alone” yang dikelola SETI Institute. Ini adalah lembaga nirlaba di California, AS, yang fokus pada penjelasan keberadaan makhluk pintar lain di jagat raya.

Plait mengatakan, ada pihak yang skeptis dengan mempertanyakan foto-foto Armstrong dan Aldrin yang memperlihatkan langit tanpa bintang. ”Tidak ada atmosfer di Bulan sehingga bintang-bintang seharusnya terlihat lebih terang.”

Pihak yang skeptis juga mempersoalkan bendera AS dalam cuplikan video yang tampak berkibar, padahal di Bulan tidak ada udara.

Mereka juga mengajukan teori bahwa para astronot mungkin sudah terpanggang radiasi ketika menembus sabuk Van Allen dalam perjalanan ke Bulan.

Kepercayaan melemah

Sebenarnya kepercayaan soal pendaratan di Bulan itu sudah semakin lemah dalam beberapa tahun terakhir. Isu ini mencuat kembali ketika TV Fox pada 2001 menyiarkan sebuah program yang diberi judul ”Conspiracy Theory: Did We Land on the Moon?”

Acara TV Fox itu, kata Dr Tony Philips pada situs Science@NASA, menggambarkan betapa Badan Penerbangan dan Antariksa AS (NASA) tidak lebih dari sekadar ”produser film yang tolol”.

Semua kesangsian itu telah sering dijawab langsung Armstrong, komandan misi Apollo 11. Tokoh kelahiran Wapakoneta, Ohio, 5 Agustus 1930, itu bersama astronot Buzz Aldrin mengaku telah menikmati permukaan Bulan selama 2,5 jam.

Di Bulan, mereka berdua menancapkan bendera AS dan sebuah spanduk bertuliskan ”Di sini manusia dari planet Bumi menginjakkan kakinya pertama kali. Kami datang dengan damai untuk seluruh umat manusia”.

Mengapa awalnya banyak yang percaya? Bagi AS, pendaratan di Bulan adalah sebuah pencapaian besar yang membuat AS seolah-olah unggul dari pesaing utama ketika itu, Uni Soviet, dalam program luar angkasa.

Bagi salah satu pesaing AS saat ini, Rusia, teori konspirasi mengenai kebohongan pendaratan di Bulan tahun 1969 itu menjadi semakin populer. Rusia membuat sejumlah situs bahkan film-film dokumenter di televisi untuk menyampaikan kebohongan besar pendaratan di Bulan itu.

Konstelasi

Boleh jadi, hal itu pula yang membuat mantan Presiden AS George W Bush memutuskan untuk menghapuskan penerbangan pesawat ulang alik pada 2010 setelah musibah pesawat ulang alik Columbia pada 2003.

Sebagai gantinya, Bush pada 2004 meluncurkan program lebih ambisius, Constellation (Konstelasi), yang bertujuan membawa warga AS kembali ke Bulan pada 2020, dan menggunakan Bulan sebagai tempat peluncuran pesawat luar angkasa berawak manusia menuju Mars.

Michael Griffin, mantan pemimpin NASA yang mendorong program Constellation, menjelaskan, pesawat ulang alik membuat AS bertahan terlalu lama pada penerbangan luar angkasa di orbit rendah, padahal kini muncul pesaing baru dalam program luar angkasa, antara lain China. ”Kita (AS) harus kembali ke bulan karena itu adalah langkah berikutnya. Bulan hanya beberapa hari dari rumah. Mars hanya beberapa bulan dari Bumi,” papar Griffin.

Sayangnya, anggaran NASA tidak cukup untuk membiayai pembuatan kapsul Orion Constellations, kapsul yang lebih maju dan lebih besar ketimbang versi kapsul Apollo. NASA juga kekurangan biaya untuk menyiapkan roket peluncur Ares I dan Ares V yang diperlukan untuk mengirim kapsul itu ke orbit.

Biaya keseluruhan Constellation itu diperkirakan 150 miliar dollar AS. Anggaran eksplorasi luar angkasa AS pada 2009 hanya 6 miliar dollar AS.

Wajar apabila Senator Bill Nelson (Florida) menegaskan, NASA tidak akan bisa melakukan tugas yang diberikan kepadanya, yaitu berada di Bulan pada 2020. Senator yang mantan astronot itu bahkan mengkhawatirkan, saat program pesawat ulang alik berakhir, AS tak akan bisa mengirimkan astronotnya ke stasiun luar angkasa ISS, kecuali menumpang Soyuz milik Rusia.

Hal itu tentu menjadi kabar buruk bagi NASA dan khususnya Armstrong yang tentu tidak ingin pendaratannya di Bulan menjadi bahan olok-olokan. Meski demikian, ada cara pembuktian lebih sederhana, yaitu menemukan kembali bendera dan spanduk yang ditancapkan Armstrong itu dengan teleskop dari Bumi. Tentu dengan harapan bendera itu masih tertancap di tempatnya. (AFP)

Jumat, 19 Juni 2009

Cukuplah Kematian Sebagai Peringatan



"Perbanyaklah mengingat sesuatu yang melenyapkan semua kelezatan, yaitu kematian!" (HR. Tirmidzi)
Berbahagialah hamba-hamba Allah yang senantiasa bercermin dari kematian. Tak ubahnya seperti guru yang baik, kematian memberikan banyak pelajaran, membingkai makna hidup, bahkan mengawasi alur kehidupan agar tak lari menyimpang.

Nilai-nilai pelajaran yang ingin diungkapkan guru kematian begitu banyak, menarik, bahkan menenteramkan. Di antaranya adalah apa yang mungkin sering kita rasakan dan lakukan.

1. Kematian mengingatkan bahwa waktu sangat berharga
Tak ada sesuatu pun buat seorang mukmin yang mampu mengingatkan betapa berharganya nilai waktu selain kematian. Tak seorang pun tahu berapa lama lagi jatah waktu pentasnya di dunia ini akan berakhir. Sebagaimana tak seorang pun tahu di mana kematian akan menjemputnya.

Ketika seorang manusia melalaikan nilai waktu pada hakekatnya ia sedang menggiring dirinya kepada jurang kebinasaan. Karena tak ada satu detik pun waktu terlewat melainkan ajal kian mendekat. Allah swt mengingatkan itu dalam surah Al-Anbiya ayat 1, "Telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka, sedang mereka berada dalam kelalaian lagi berpaling (daripadanya)."

Ketika jatah waktu terhamburkan sia-sia, dan ajal sudah di depan mata. Tiba-tiba, lisan tergerak untuk mengatakan, "Ya Allah, mundurkan ajalku sedetik saja. Akan kugunakan itu untuk bertaubat dan mengejar ketinggalan." Tapi sayang, permohonan tinggallah permohonan. Dan, kematian akan tetap datang tanpa ada perundingan.

Allah swt berfirman dalam surah Ibrahim ayat 44, "Dan berikanlah peringatan kepada manusia terhadap hari (yang pada waktu itu) dating azab kepada mereka, maka berkatalah orang-orang zalim: 'Ya Tuhan kami, beri tangguhlah kami walaupun dalam waktu yang sedikit, niscaya kami akan mematuhi seruan Engkau dan akan mengikuti rasul-rasul.."

2. Kematian mengingatkan bahwa kita bukan siapa-siapa
Kalau kehidupan dunia bisa diumpamakan dengan pentas sandiwara, maka kematian adalah akhir segala peran. Apa pun dan siapa pun peran yang telah dimainkan, ketika sutradara mengatakan 'habis', usai sudah permainan. Semua kembali kepada peran yang sebenarnya.

Lalu, masih kurang patutkah kita dikatakan orang gila ketika bersikeras akan tetap selamanya menjadi tokoh yang kita perankan. Hingga kapan pun. Padahal, sandiwara sudah berakhir.

Sebagus-bagusnya peran yang kita mainkan, tak akan pernah melekat selamanya. Silakan kita bangga ketika dapat peran sebagai orang kaya. Silakan kita menangis ketika berperan sebagai orang miskin yang menderita. Tapi, bangga dan menangis itu bukan untuk selamanya. Semuanya akan berakhir. Dan, peran-peran itu akan dikembalikan kepada sang sutradara untuk dimasukkan kedalam laci-laci peran.

Teramat naif kalau ada manusia yang berbangga dan yakin bahwa dia akan menjadi orang yang kaya dan berkuasa selamanya. Pun begitu, teramat naïf kalau ada manusia yang merasa akan terus menderita selamanya. Semua berawal, dan juga akan berakhir. Dan akhir itu semua adalah kematian.

3. Kematian mengingatkan bahwa kita tak memiliki apa-apa
Islam menggariskan bahwa tak ada satu benda pun yang boleh ikut masuk ke liang lahat kecuali kain kafan. Siapa pun dia. Kaya atau miskin. Penguasa atau rakyat jelata Semuanya akan masuk lubang kubur bersama bungkusan kain kafan. Cuma kain kafan itu.

Itu pun masih bagus. Karena, kita terlahir dengan tidak membawa apa-apa. Cuma tubuh kecil yang telanjang. Lalu, masih layakkah kita mengatasnamakan kesuksesan diri ketika kita meraih keberhasilan. Masih patutkah kita membangga-banggakan harta dengan sebutan kepemilikan. Kita datang dengan tidak membawa apa-apa dan pergi pun bersama sesuatu yang tak berharga.

Ternyata, semua hanya peran. Dan pemilik sebenarnya hanya Allah. Ketika peran usai, kepemilikan pun kembali kepada Allah. Lalu, dengan keadaan seperti itu, masihkah kita menyangkal bahwa kita bukan apa-apa. Dan, bukan siapa-siapa. Kecuali, hanya hamba Allah. Setelah itu, kehidupan pun berlalu melupakan peran yang pernah kita mainkan.

4. Kematian mengingatkan bahwa hidup sementara
Kejayaan dan kesuksesan kadang menghanyutkan anak manusia kepada sebuah khayalan bahwa ia akan hidup selamanya. Hingga kapan pun. Seolah ia ingin menyatakan kepada dunia bahwa tak satu pun yang mampu memisahkan antara dirinya dengan kenikmatan saat ini.

Ketika sapaan kematian mulai datang berupa rambut yang beruban, tenaga yang kian berkurang, wajah yang makin keriput, barulah ia tersadar. Bahwa, segalanya akan berpisah. Dan pemisah kenikmatan itu bernama kematian. Hidup tak jauh dari siklus: awal, berkembang, dan kemudian berakhir.

5. Kematian mengingatkan bahwa hidup begitu berharga
Seorang hamba Allah yang mengingat kematian akan senantiasa tersadar bahwa hidup teramat berharga. Hidup tak ubahnya seperti ladang pinjaman. Seorang petani yang cerdas akan memanfaatkan ladang itu dengan menanam tumbuhan yang berharga. Dengan sungguh-sungguh. Petani itu khawatir, ia tidak mendapat apa-apa ketika ladang harus dikembalikan.

"Ad-Dun-ya mazra'atul lil akhirah." (Dunia adalah ladang buat akhirat)

Orang yang mencintai sesuatu takkan melewatkan sedetik pun waktunya untuk mengingat sesuatu itu. Termasuk, ketika kematian menjadi sesuatu yang paling diingat. Dengan memaknai kematian, berarti kita sedang menghargai arti kehidupan.

Oleh : Heri_Lantabur

Selasa, 16 Juni 2009

Banyak Amalan Yang Jadi Pulihan


Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda,"Barangsiapa ketika mendengar adzan mengucapkan,

[Ya Allah, Tuhan Pemilik panggilan yang sempurna (adzan) ini dan shalat (wajib) yang didirikan. Berilah al-Wasilah (derajat di surga yang tidak akan diberikan selain kepada Nabi shallallahu’alaihi wasallam) dan keutamaan kepada Muhammad. Dan bangkitkan beliau sehingga bisa menempati kedudukan yang terpuji, yang telah Engkau janjikan], maka ia akan mendapatkan syafa'atku pada hari Kiamat.." (HR. al-Bukhari)

• SHALAT DUA RAKA'AT SETELAH WUDHU

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, "Tidaklah seseorang berwudhu, dengan menyempurnakannya, lalu melaksanakan shalat dua raka'at dan ia melaksanakannya dengan hati dan wajahnya (konsentrasi), melainkan telah pasti (wajib) baginya surga." (HR. Muslim)

• BERSEGERA MELAKSANAKAN SHALAT

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, "Andaikata manusia mengetahui pahala yang ada pada adzan dan shaf pertama, kemudian tidak mendapati selain harus melakukan undian, niscaya mereka akan melakukannya." (HR. al-Bukhari dan Muslim)

• PERGI KE MASJID
Rasululllah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, "Barangsiapa yang pergi ke masjid di pagi hari atau sore harinya, maka Allah akan menyediakan baginya hidangan di dalam surga setiap pagi atau sore." (HR. al-Bukhari dan Muslim)

• MEMPERBANYAK SHALAT SUNAH

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, “Hendaklah kamu memperbanyak sujud (shalat) sebab tidaklah kamu sujud sekali kepada Allah, melainkan dengannya Dia akan mengangkat derajatmu dan menghapus dosa (kecil)-mu.” (HR. Muslim)

• SHALAT SUNNAH RAWATIB

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, "Tidaklah seorang Muslim melaksanakan shalat sunnah, selain fardhu karena Allah subhanahu wata’ala setiap hari sebanyak dua belas raka'at maka Allah akan membangun untuknya rumah di surga." (HR. Muslim)

• SHALAT SUNNAH SHUBUH

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, "Dua raka'at Fajar (sebelum Shubuh) lebih baik dari dunia dan seisinya." (HR. Muslim)

• SHALAT DHUHA

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, "Setiap tulang rusuk salah satu dari kamu bernilai sedekah; setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid (ucapan 'alhamdulillah') adalah sedekah, setiap tahlil (ucapan 'Laa ilaaha illallah') adalah sedekah, setiap takbir (ucapan 'Allahu Akbar') adalah sedekah, amar ma'ruf adalah sedekah, nahi munkar adalah sedekah dan termasuk bagian dari itu dua raka'at shalat Dhuha." (HR. Muslim)

• SHALAT JENAZAH

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, "Barangsiapa yang menghadiri jenazah hingga menshalatkannya, maka ia mendapatkan satu Qirath dan barangsiapa yang menghadirinya hingga dikuburkan, maka ia mendapatkan dua Qirath." Lalu ada yang bertanya, "Apakah dua Qirath itu.?" Beliau menjawab, "Seperti dua gunung yang besar.."(HR. al-Bukhari dan Muslim)

• ZIKIR SETELAH SHALAT

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, "Barangsiapa mengucapkan tasbih (mengucapkan 'subhanallah') di setiap akhir shalat sebanyak 33 kali, mengucapkan hamdalah (mengucapan 'alhamdulillah') sebanyak 33 kali, bertakbir (mengucapkan 'Allahu Akbar') sebanyak 33 kali lalu sebagai penyempurna (bilangan) seratus ia mengucapkan,
[Tiada Tuhan yang berhak disembah dengan haq selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya segala puji dan bagi-Nya kerajaan. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu], maka Aku akan mengampuni dosa-dosanya sekalipun sebanyak buih di lautan." (HR. Muslim)

• MEMBACA AYAT KURSI

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, "Barangsiapa yang membaca ayat Kursi setiap akhir shalat wajib, maka tidak ada yang menghalanginya masuk surga selain kematian." (HR. an-Nasa-i)

• PUASA

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, "Barangsiapa berpuasa sehari di jalan Allah, maka Allah akan menjauhkan wajahnya dari api neraka selama tujuh puluh tahun perjalanan." (HR. Ahmad dan an-Nasa-i)

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, "Puasa tiga hari setiap bulan adalah seperti puasa setahun." (HR. Ahmad, at-Tirmidzi dan an-Nasa-i)

• MEMBACA AL-QUR'AN

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, "Barangsiapa membaca satu huruf dari Kitabullah, maka ia mendapatkan satu kebaikan (pahala) dan satu kebaikan itu bernilai sepuluh kali lipatnya." (HR. at-Tirmidzi)

• SHALAWAT KEPADA NABI SHALLALLAHU’ALAIHI WASALLAM

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, "Barangsiapa mengucapkan satu kali shalawat kepadaku, maka Allah akan membalasnya dengan sepuluh kali.” (HR. al-Bukhari)

• TASBIH, TAHMID DAN TAHLIL

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, "Barangsiapa yang mengucapkan,
[Tiada Tuhan (yang berhak disembah dengan haq) selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya segala puji dan bagi-Nya kerajaan. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu] dalam sehari seratus kali, maka ia mendapatkan pahala setara membebaskan sepuluh budak, dicatat baginya seratus pahala, dihapus darinya seratus dosa dan ia mendapatkan penjagaan dari syaithan pada hari itu hingga sore hari. Dan tidak ada seorang pun melakukan yang lebih baik darinya melainkan orang yang melakukan lebih banyak dari itu.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda,”Barangsiapa yang mengucapkan 'subhanallah wa bihamdihi' dalam sehari sebanyak seratus kali, maka akan dihapus dosa-dosanya sekali pun sebanyak buih di lautan."(HR. al-Bukhari dan Muslim)

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, "Barangsiapa yang mengucapkan,
"Maha Suci Allah, segala puji hanya bagi-Nya, tiada Tuhan yang berhak disembah dengan haq selain Dia, Allah Maha Besar", Maka akan ditanamkan untuknya sebuah pohon kurma di surga." (HR. al-Bukhari)

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, "Tidaklah seorang hamba mengucapkan di pagi dan sore hari sebanyak tiga kali,
[Aku rela Allah sebagai Rabb, Islam sebagai agama dan Muhammad shallallahu’alaihi wasallam sebagai Nabi dan Rasul], melainkan sudah menjadi hak Allah untuk meridhainya pada hari Kiamat." (HR. Ahmad)

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, 'la haula wa la quwwata illa billah' adalah salah satu dari sekian banyak perbendaharaan surga." (HR. an-Nasa-i)

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, "Dua kalimat yang ringan di lisan, berat di timbangan, dan dicintai Allah ar-Rahman; subhanallah wa bihamdihi sub-hanallahil 'azhim." (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, "Aku telah mengucapkan empat kalimat yang aku ulang sebanyak tiga kali lebih baik dari yang kamu ucapkan
[Maha suci Allah, aku memuji-Nya sebanyak makhluk-Nya, sejauh kerelaan-Nya, seberat timbangan Arasy-Nya, dan sebanyak tinta tulisan kalimat-Nya." (HR. Muslim dan Abu Dawud)

• MENYANTUNI PARA JANDA DAN ORANG-ORANG MISKIN

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, "Penyantun janda dan orang miskin adalah seperti Mujahid di jalan Allah." Aku mengira (periwayat hadits-penj.) Beliau shallallahu’alaihi wasallam melanjutkan, "dan seperti orang yang melakukan shalat malam tanpa henti-henti dan seperti orang yang berpuasa tanpa pernah berbuka." (HR. Muslim)

• MENJENGUK ORANG SAKIT

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, "Tidaklah seorang Muslim menjenguk saudaranya sesama Muslim yang sedang sakit di waktu pagi melainkan tujuh puluh ribu malaikat mengucapkan shalawat atasnya (mendoakannya) hingga sore hari. Dan tidaklah ia menjenguknya di waktu sore, melainkan tujuh puluh ribu malaikat mengucapkan shalawat atasnya (mendoakannya) hingga pagi hari dan ia memiliki kebun di surga."(HR. at-Tirmidzi)

• MENGUCAPKAN ALHAMDULILLAH SETELAH MAKAN

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, "Barangsiapa yang telah menyantap makanan lalu mengucapkan,
[Segala puji bagi Allah Yang telah memberi (makanan kepadaku) yang ini dan menganugerahkan rizqi dengan tanpa daya dan upaya dariku], maka akan diampuni baginya dosa-dosa yang telah lalu."(HR. At-Tirmidzi dan Abu Dawud)

• MEMBACA DO'A 'KAFARATUL MAJLIS' (PENUTUP MAJLIS)

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, "Barangsiapa yang duduk di suatu majlis dan banyak salah, lalu sebelum beranjak dari majlis tersebut, ia mengucapkan,
[Maha suci Engkau, Ya Allah. Dan dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah dengan haq selain Engkau, aku memohon ampun dan bertaubat kepada-Mu], melainkan diampuni baginya dosa yang terjadi di majlis itu." (HR. at-Tirmidzi)

• MENDIDIK ANAK-ANAK PEREMPUAN

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, "Barangsiapa yang diberi suatu cobaan (dengan memiliki) anak-anak perempuan ini, lalu ia memperlakukan mereka dengan baik, maka mereka akan menjadi penghalang baginya dari api neraka." (HR. Ahmad)

• AKHLAQ YANG BAIK

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, "Tidak ada sesuatu pun dalam timbangan seorang Mukmin yang lebih berat dari akhlaq yang baik pada hari Kiamat." (HR. at-Tirmidzi)

oleh: heri_lantabur

Selasa, 09 Juni 2009

Sosok: Jangan Cepat Lelah dan Menyerah



Aceh - Hendra Syahputra, demikian nama seorang tokoh LDII yang bertugas sebagai Sekretaris DPD LDII Provinsi NAD ini. Beliau beberapa waktu lalu baru saja memenangkan lomba menulis dan photo Capasity Building di Daerah Konflik, yang diadakan The World Bank, Multi Donor Trush Fund, Washington DC. Bapak yang lahir 32 tahun yang lalu di Bireun tepatnya pada tanggal 24 Oktorber 1976 ini telah memiliki 2 orang anak yaitu putra dan putri dari sang istri yang berprofesi seorang dokter yaitu dr. Sulamsih Sri Budini. Sang Istri sedang menyelesaikan pendidikan dokter spesialis sedangkan Pak Hendra tengah menyelesaikan pendidikan S3 kerjasama dengan Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, Semester 1 di bidang Economic Development Planning.
Beliau baru saja memenangkan Writing and Photo Competition yang diadakan oleh The World Bank dan MDF. Washington DC pada tanggal 24 Maret 2009. Beruntung redaksi berkesempatan untuk mendapatkan sedikit cerita bagaimana dia mendapatkan pengakuan dari dunia internasional melalui tulisan dan photo.

"Menulis dan membaca, sudah saya senangi sejak kecil. Tahun 2000, saya pernah memenangkan lomba menulis sastra tingkat Nasional, yang diselenggarakan Kementrian Pendidikan.", demikian menurut beliau yang juga pernah bekerja di Majalah Gatra Jakarta dan Harian Media Indonesia Jakarta. Sebetulnya beliau mendapatkan beberapa penghargaan. Beberapa diantaranya adalah Tahun 1999 pernah memenangkan lomba membaca sastra Piala HB Jassin tingkat Nasional. Beranjak semakin dewasa, pada tahun 2002 tulisannya mengenai pergolakan dan emansipasi perempuan Aceh, memenangkan lomba menulis dan dijadikan laporan utama, ANU University, Australia, dalam bidang Perdamaian dan Resolusi Konflik.

Beliau dengan gamblang menceritakan dengan lugas bagaimana perjalanannya dari awal karir sehingga mencapai prestasi seperti sekarang.

"Tahun 2003, tulisan saya tentang Reportase Gerilya Hutan Aceh, juga masuk dalam Australia Writing. Untuk tahun 2009, yang baru saja terjadi, tulisan saya tentang "Pembangunan di daerah bekas konflik Aceh", sekaligus photo tentang Capacity Building memenangkan writing and photo competition yang diadakan The World Bank dan MDF. Washington DC.
Ini adalah sebuah kompetisi tahunan yang di adakan The World Bank untuk umum. Saya mempersiapkan materi photo dan tilisan dengan turun ke lapangan selama 3 hari untuk melihat Object nya. Persis hari terakhir pendaftaran saya mendaftar, Alhamdulilah belum terlambat. Sebulan kemudian tepatnya Maret Lalu, saya diumumkan sebagai pemenang nya, bersama 5 pemenang lainnya. Saya tidak menyangka memenangkan tulisan dan photo ini. Bagi saya photo yang saya kirimkan sangat biasa. Namun bagi juri mungkin ada uniknya. Ada pertolongan Allah bagi saya.
Harapan saya, prestasi bisa kita toreh dimanapun, yang terpenting jangan cepat menyerah untuk mencoba. Berhasil perlu ketulusan hati untuk berjuang dan berusaha, jangan cepat lelah dan menyerah."

Demikian apa yang beliau sampaikan kepada kami. Mudah-mudahan apa yang beliau lakukan akan memberikan inspirasi kepada kita semua untuk berbuat lebih baik lagi.

reported by: n3m0

Senin, 18 Mei 2009

CELOTEH : TELEVISI



Dari kurang - lebih 14 KK di sekitar rumah saya, semuanya punya TV. Tak satu pun keluarga yang hidup tanpa kotak ajaib itu. Hebat kan? Padahal semua sudah tahu, TV termasuk benda yang kontra produktif. Alat lahan (lahwun). Para penasehat malah menyebut lebih tegas lagi sebagai terminal lahan. Merujuk sebagai benda yang banyak menyajikan suguhan yang tidak bermanfaat daripada yang bermanfaat. Wasting time, useless dan mengosongkan diri dari pahala dan memubadzirkan waktu untuk cari pahala. Lebih banyak berisikan kemudhorotan dari pada kemanfaatan. Lebih pas disebut pusat tukar perlahanan. Tapi masih saja banyak yang berdalih; ”hiburan,” katanya. Okelah..., kalau berbagai alasan itu yang masih mempertimbangkan kita punya TV. Mudah – mudahan alasan berikut ini bisa menjadikan kita lebih berhati – hati dengan kotak ajaib itu (TV). Setidaknya punya sense, perhatian dan respon lain terhadap TV, terutama terkait dengan penjagaan keimanan, dimana informasi (baca TV) adalah sumber nutrisi ’makanan’ hati dan pikiran.

Dari ’Urs bin Amirah al-Kindi ra, bahwasanya Nabi SAW bersabda, ”Apabila dosa dilakukan di bumi, maka siapa yang menyaksikannya dan membencinya, - didalam riwayat lain disebutkan, lalu dia mengingkarinya – adalah seperti orang yang tidak menyaksikannya. Dan barangsiapa yang tidak menyaksikannya, namun ia merestuinya, maka ia seperti orang yang menyaksikannya.” (Rowahu Abu Dawud)

Cobalah resapi dan baca dengan teliti hadits di atas. Pelan – pelan. Sekali lagi. Kata demi kata. Nah, setelah memahaminya, tentu kita akan berpikir ulang untuk mengunduh acara – acara TV setiap hari. Setidaknya selektif, pilih yang baik saja. Juga kita akan menghimbau (amar ma’ruf) agar keluarga kita juga, setidaknya, untuk mengurangi frekuensi nontonnya.

Selain banyak acara TV yang meracuni pikiran dan alam bawah sadar kita, kebanyakan acaranya adalah ’sampah’ buat kepribadian kita. Coba perhatikan acara infotainment dari pagi, siang, sore seperti insert, waswas, dll. Itu adalah tergolong acara ngrasani. Perhatikan sinetron – sinetronnya, itu adalah kepalsuan dan kebohongan. Pelecehan, asusila dan pembodohan. Reality shownya banyak mengumbar penghinaan, walau ada juga yang baik. Tapi sedikit. Perhatikan acara empat mata/bukan empat mata. Apa yang bikin penonton ketawa? Lawakannya atau komentar komedian Tukul yang suka merendahkan makhluk Tuhan dan berbuat di luar adat ketimuran? Kemudian perhatikan acara kriminalnya? Semakin hari modus operandi pemotongan mayat selalu bertambah dan semakin canggih. Tadinya dipotong tiga, kemudian dipotong tujuh dan selanjutnya dipotong belasan. Ada ekskalasi. Karena secara tidak sadar orang merekam kejadian tersebut. Tatkala kondisi kalut maka muncullah dalam wacana mereka untuk melakukan dengan lebih sadis lagi. Toh sudah ada contohnya.

Kata kunci dalam memahami hadits di atas adalah menyaksikan. Ketika kita melihat suatu kejadian dosa di muka bumi ini, kemudian kita tidak pasang stelan hati untuk membencinya, mengingkarinya berarti kita berada di dalamnya. Hadits ini terkait dengan kewajiban amar – ma’ruf. Padahal kita semua faham bahwa jika kita melihat kemungkaran, maka wajib hukumnya bagi kita untuk merubahnya. Pertama dengan tangan, lisan dan terakhir dengan pengingkaran. Dan jika kita kaji lebih jauh lagi, ketika kita membiarkannya, tanpa respon sedikit pun, tunggulah saatnya Allah akan meratakan siksa tersebut. Laa haula walaa quwwata illa billaah.

Dari Abu Said al-Khudri ra, ia berkata, ’Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, ”Barangsiapa di antara kalian melihat suatu kemungkaran, maka hendaklah dia merubahnya dengan tangannya, jika dia tidak mampu maka dengan lisannya, dan jika dia tidak mampu maka dengan hatinya, dan yang demikian itu adalah iman yang paling lemah.” (Rowahu Muslim)
Dari hudzaifah ra, dari Nabi SAW, beliau bersabda,”Demi Dzat yang jiwaku ditanganNya, sungguh mengajaklah kalian kepada yang ma’ruf dan mencegahlah dari yang mungkar, atau Allah akan segera menimpakan siksa terhadap kalian, kemudian kalian berdoa kepadaNya dan Dia tidak mengabulkannya.” (Rowahu Tirmidzi)
Lho, itu kan kejadian di belahan bumi lain? Kan kita melihatnya secara tidak langsung? Betul. Salahnya adalah kenapa kita melihatnya? Kenapa kita ’memilih’ menyaksikannya? Bukan masalah itu kejadian di negeri antah berantah. Masalahnya, kenapa kita memilih menonton TV dibanding kegiatan yang lainnya.
Jadi, kalau memang tidak bisa meninggalkan sepenuhnya, setidaknya mengurangi. Niat berpaling. Seandainya belum bisa mengurangi, cobalah mengingkari. Jangan sampai kita jatuh pada pilihan terakhir; menyenangi televisi. Ha...@#*&%! Jangan hanya bengong. Yuk kita mulai.

By Fami, Jambi

Celoteh : Esai Kehidupan (2)


Kala susah, ada orang cenderung merasa paling menderita sedunia. Ketika ada yang mau menolong dicurigai. Ada yang empati dicuekin. Ada yang mendekat, disuruh menjauh. Pura – pura nggak butuh. Giliran orang lain cuek, tambah sakit hati. Timbul uneg – uneg jelek. Mangkel, dan terus ngancam dalam hati. Awas ya, nanti kalau saya sudah enak, sejahtera, ganti tak cuekin, bisiknya. Begitu susah ilang, dunia seakan milik sendiri. Tak mau berbagi. Ketika diingatkan, malah nglantur. Biar saja to, wong susah, yo susahku sendiri. Makanya, kalau aku lagi senang, ya biar tak rasakan sendiri. Banyak manusia lupa; hidup itu laksana berputarnya roda (urip koyo ubenge roda). Maka nggak salah kalau kita melihat kembali firman Allah dalam kitabnya; “Dan di antara manusia ada orang yang berkata: "Kami beriman kepada Allah", maka apabila ia disakiti (karena ia beriman) kepada Allah, ia menganggap fitnah manusia itu sebagai azab Allah. Dan sungguh jika datang pertolongan dari Tuhanmu, mereka pasti akan berkata: "Sesungguhnya kami adalah besertamu." Bukankah Allah lebih mengetahui apa yang ada dalam dada semua manusia? (QS al-Ankabut:10)

Itu sindiran yang keras. Pedas. Di ayat lain Allah juga menyitir; “Dan di antara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan berada di tepi (keraguan), maka jika ia memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam keadaan itu, dan jika ia ditimpa oleh suatu bencana, berbaliklah ia ke belakang (murtad). Rugilah ia di dunia dan di akhirat. Yang demikian itu adalah kerugian yang nyata.” (QS al-Hajj:11)

Orang – orang dengan model seperti ini, adalah orang yang bermasalah dengan hatinya. Orang yang belum dewasa pemikirannya. Sebab saya teringat ketika umur belasan, seperti itulah kondisinya. Suka nggak terima. Nggak sabaran dan marah – marah sendiri. Padahal intinya caper – cari perhatian. Dari Ibu, Bapak dan saudara – saudara semuanya. Hal itu mengindikasikan ada penyakit di dalam hati. Harus segera diobati. Dihilangkan dengan banyak menyelami dan minum air kehidupan ini. Dan jangan dinyana, masih banyak jumlahnya orang – orang seperti itu di sekitar kita. Karena secara tak sadar, kita sendiri pun bisa termasuk di dalamnya. Kalau sedih seakan kiamat, kalau senang lupa daratan.

Secara sederhana, islam mengajarkan; kala sedih sabar dan istirja, dan kala senang juga sabar tapi harus syukur. Ilmu yang gampang tapi susah dipraktekkan. Ilmu yang simpel, tetapi dalem. Dan perlu waktu yang lama untuk bisa mengaplikasikan dengan benar pada setiap sendi-sendi kehidupan ini. Apalagi bagi kita yang tidak pernah merasa menderita sepanjang hidupnya. Maksudnya, lahir dari keluarga kaya, hidup di lingkungan orang kaya dan selalu berkumpul dengan orang – orang kaya yang selalu tercukupi kebutuhannya. Nlisir, orang bilang. Padahal pada hakikinya semua mengalami pahit – getir, suka – duka dan naik – turun kehidupan ini dengan kadar masing – masing derajatnya. Tak sama antara satu dan lainnya. Atas kuasaNya, tak bisa saling melihatnya. Maka, orang Jawa bilang; urip iku sawang – sinawang. Hidup itu cuma berdasarkan pandangan, yang membujuk. Kita melihat para dokter itu lebih enak daripada jadi guru. Padahal para guru melihat, jadi dokter itu lebih enak. Dan para dokter sendiri bilang, jadi arsitek itu lebih enak, dan sebagainya dan sebagainya. Muter. Mbules. Satu hal yang patut jadi andalan dalam menghadapi kehidupan ini adalah banyak syukur. Dengannya kita bisa menindih hal – hal negative yang lain. Dan salah satu cara mengepolkan syukur adalah mencari jalan syukur, yang berserak di puing – puing kehidupan sekitar kita.


Setelah banyak kemunduran yang ia alami dalam hidupnya itu, seorang teman memutuskan untuk menarik nafas sejenak dan mengikuti tur ke India. Ia mengatakan bahwa di India, ia melihat tepat di depan matanya sendiri bagaimana seorang ibu MEMOTONG tangan kanan anaknya sendiri dengan sebuah golok!! Kita akan bertanya-tanya, kenapa ibu itu begitu tega melakukan hal itu? Apa anaknya itu mencuri, 'so naughty' atau tangannya itu terkena suatu penyakit sampai harus dipotong? Ternyata tidak..!!! Semua itu dilakukan sang ibu hanya agar anaknya dapat..MENGEMIS...!! Ibu itu sengaja menyebabkan anaknya cacat agar dikasihani orang-orang saat mengemis di jalanan nanti! Masya Allah.

Kemudian ketika ia sedang berjalan-jalan sambil memakan sepotong roti, ia tidak sengaja menjatuhkan potongan kecil dari roti yang ia makan itu ke tanah. Dalam sekejap mata, segerombolan anak kira-kira 6 orang anak sudah mengerubungi potongan kecil dari roti yang sudah kotor itu... mereka berebutan untuk memakannya!! Terkejut dengan apa yang baru saja ia alami, kemudian sahabatku itu menyuruh guidenya untuk mengantarkannya ke toko roti terdekat. Ia menemukan 2 toko roti dan kemudian membeli semua roti yang ada di kedua toko itu! Pemilik toko sampai kebingungan, tetapi ia bersedia menjual semua rotinya.

Untuk pertama kali dalam hidupnya, ia mendapatkan imbalan yang sungguh tak ternilai harganya, yaitu kebahagiaan dan rasa hormat dari orang-orang yang kurang beruntung ini!! Ia pun mulai bertanya-tanya pada dirinya sendiri, betapa beruntungnya ia masih mempunyai tubuh yang sempurna, pekerjaan yang baik, juga keluarga yang hangat. Juga untuk setiap kesempatan dimana ia masih dapat berkomentar mana makanan yang enak, mempunyai kesempatan untuk berpakaian rapi, punya begitu banyak hal dimana orang-orang yang ada di hadapannya ini amat kekurangan!!
Sedulur, banyak hal yang sudah kita alami dalam menjalani kehidupan kita selama ini, sudahkah kita berusaha terus mengepolkan syukur ??? Apakah kita hanya banyak mengeluh saja dan selalu merasa tidak puas dengan apa yang sudah kita miliki? Ingatlah; Dan jika kalian bersyukur, niscaya Dia meridhai bagi kalian kesyukuran itu.” (QS az-Zumar:7)

By : Fami, Jambi

Senin, 04 Mei 2009

Celoteh : Esai Kehidupan (1)


Terus terang saya tidak ingat lagi, kapan terakhir saya merasa sedih. Rasanya hidup ini terasa enak terus, senang terus. Mungkin, karena rasa syukur pada Allah yang berlipat – lipat sehingga menutup memori – memori kelam itu. Sakdermo. Nrimo ing pandum. Padahal dalilnya jelas, dalam hidup ini haruslah ada cobaan. Hidup haruslah dengan problematika. Tidak bisa tidak. Ada senang, ada sedih. Ada tawa, ada tangis. Ada sukses, ada gagal. Ada kesulitan, ada kemudahan. Ada kelahiran, ada kematian. Ada siang, ada malam. Dan lain sebagainya, sebagai suatu bentuk pasangan yang telah diciptakan Allah. Itulah garisNya. Dalam hidup ini, juga ada mushibah, pun ada salah. Allah berfirman; “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan sungguh kepada kalian, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (QS al-Baqoroh 155).
Mungkin baru sedikit penjelajahan dan petualangan hidup ini. Indonesia saja belum diputerin semua. Pulau Jawa pun banyak yang belum dikunjungi. Jangankan Pulau Jawa, wong Kota Pati sebagai pusat pemerintahan Kabupaten Pati, yang tercantum di KTP saya sebagai tempat lahir, belum tuntas saya kunjungi. Kadang saya jadi malu, ketika ngaku orang Pati, tapi nggak tahu Pati. Maaf. Apalagi manca negara. Kemudian berkelahi juga tidak pernah. Tawuran belum punya catatan. Bandel belum pernah merasakan. Maka terkadang pengin merasakan satu per satu pengalaman itu. Namun itu bukan ukuran kualitas hidup seseorang. Sebab kebijaksanaan tidak melulu datang dari hal yang mahal, pelik dan brilian lagi menantang. Bahkan yang paling sederhana pun bisa menjadi hikmah dan guru hidup yang luar biasa, kalaulah bukan yang terbaik. Sebab selama kita masih berpijak pada bumi yang sama, maka kita bisa belajar dan mendengar dari pengalaman orang lain di sekitar kita. Walau tanpa pernah mengalaminya sendiri. Sebab apa yang ada di bumi ini memang diperuntukkan bagi kita semua manusia. Tinggal pinter – pinternya kita mengambilnya. Allah berfirman; “Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kalian.” (QS al-Baqoroh: 29)

Urusan hidup itu sudah ada yang ngatur. Oleh karena itu jangan suka mengatur hidup. Isilah dengan hal – hal yang bermanfaat saja. Isilah dengan yang baik – baik saja, sebagaimana telah diatur dan diberikan yang Maha Mengatur lewat para utusan, di dalam kitab dan sunnatullahnya. Alam semesta telah banyak memberikan contoh, maka para leluhur nan bijak sering berkata, hiduplah seperti air yang mengalir. Mengasihilah seperti sang surya yang menyinari dunia. Kalau kita berbuat baik Allah senang. Kalau kita berbuat baik, kebaikanlah yang kita temui kembali.

Diceritakan seorang pewarta mewawancari seorang petani untuk mengetahui rahasia di balik sukses buah jagungnya yang selama bertahun-tahun selalu berhasil memenangkan kontes perlombaan hasil pertanian.

“Apa rahasianya Pak? Kenapa buah jagung Bapak selalu menjadi juara?” tanya sang wartawan.

Petani itu menjawab, “Tak ada rahasia. Tak ada resep khusus. Biasa – biasa saja. Sebab setiap musim tanam saya selalu membagi-bagikan bibit jagung terbaik saya pada tetangga-tetangga di sekitar perkebunan saya.”

"Mengapa anda membagi-bagikan bibit jagung terbaik itu pada tetangga-tetangga anda? Bukankah mereka mengikuti kontes ini juga setiap tahunnya?" tanya sang wartawan.

"Anda benar. Tapi tak tahukah anda?," jawab petani itu, "Bahwa angin menerbangkan serbuk sari dari bunga-bunga yang masak dan menebarkannya dari satu ladang ke ladang yang lain. Bila tanaman jagung tetangga saya buruk, maka serbuk sari yang ditebarkan ke ladang saya juga buruk. Ini tentu menurunkan kualitas jagung saya. Bila saya ingin mendapatkan hasil jagung yang baik, saya harus memberikan kepada tetangga saya jagung yang baik juga, sehingga mereka pun mendapatkan jagung yang baik pula."

Begitulah hidup. Mereka yang ingin meraih keberhasilan harus menolong tetangganya menjadi berhasil pula. Mereka yang menginginkan hidup dengan baik harus menolong tetangganya hidup dengan baik pula. Nilai dari hidup kita diukur dari kehidupan-kehidupan yang kita sentuh di sekitar kita. Nggak jauh – jauh.

Allah berfirman; “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.” (QS Ali Imron:190)

Mari terus belajar dan belajar.

Oleh : Faizunal Abdillah

Rabu, 29 April 2009

LALAT



Assalamu'alaikum wr. wb.
Lalat adalah hewan jenis serangga, yang dalam ilmu biologi lalat digolongkan pada subordo Cyclorrapha, ordo Diptera. Dalam bahasa Arab, lalat disebut "addzubab". Lalat termasuk binatang yang lincah. Selain bisa terbang dengan cepat, lalat mempunyai kepekaan yang sangat tinggi terhadap gerakan karena ia mempunyai mata majemuk yang terdiri dari 3000 lensa sehingga mampu melihat ke segala arah dan mampu mentransfer gerakan ke syaraf penglihatan dengan cepat, sehingga lalat sulit dipukul.
Umumnya orang memandang lalat sebagai binatang hina. Karena selain bentuknya kecil, lalat biasa hinggap di tempat kotor dan menjijikkan, misalnya sampah yang telah busuk, bangkai atau kotoran manusia karena di situlah lalat mendapatkan makanannya yang kaya akan gizi dan protein. Di situ pula lalat menyimpan telurnya yang kemudian berkembang menjadi belatung, kepompong dan akhirnya menjadi anak-anak lalat.

Disebabkan oleh tempatnya yang kotor itulah maka lalat dapat menyebarkan berbagai penyakit. Banyak kuman yang menempel pada lalat terutama pada bagian sayap ketika lalat hinggap di kotoran, dan kurang-lebih 125000 kuman dirontokkan ketika dia hinggap di tempat lain.

Beberapa jenis kuman penyakit yang bisa disebarkan oleh lalat di antaranya adalah disentri, typhus, myiasis, bartonellosis dan sebaginya. Bahkan baru-baru ini telah dilansir hasil penelitian yang dilakukan oleh Prof. drh. R. Wasito Msc, PhD dan istrinya Prof. drh. Hastari Wuryastuti Msc. PhD dari Fakultas kedokteran Hewan, Universitas Gajah Mada yang menyatakan, bahwa lalat dapat menyebarkan virus "flu burung" (H5NI).
Tetapi disamping membawa kuman-kuman penyakit, sesungguhnya lalat juga membawa zat penawarnya. Beberapa hadits yang menerangkan tentang itu adalah:
"Rasulullah s.a.w. bersabda: "Apabila seekor lalat masuk ke dalam minuman salah satu kamu sekalian, maka celupkanlah ia, kemudian angkat dan buanglah lalatnya, sebab pada salah satu sayapnya terdapat penyakit, pada sayap lainnya ada obatnya." (HR. Bukhori).
Dalam riwayat lain diterangkan:
"Sesungguhnya pada salah satu sayap lalat terdapat racun dan pada sayap lainnya obat. Apabila seekor lalat jatuh pada makanan maka celupkanlah, karena dia akan mendahulukan mengeluarkan racun dan mengakhirkan mengeluarkan obat." (HR. Ahmad)
Bagi sebagian orang, hadits ini cukup mengagetkan. Banyak diantaranya menolak kebenaran hadits ini. Tetapi bagi orang yang beriman, orang yang menganggap bahwa pernyataan Rasulullah saw adalah suatu kebenaran, maka tentunya hadits ini tidak menjadi masalah, bahkan lebih menguatkan keimanannya kepada Allah dan Rasul-Nya, karena mereka yakin bahwa yang disabdakan oleh Nabi saw semata-mata adalah wahyu dari Allah SWT:

"Wamaa yanthiqu 'anil hawa, inhuwa illa wahyuyyuuha." (QS. An Najm: 3 )

Artinya: "Dan tidaklah ia (Nabi Muhammad saw) berbicara menurut hawa nafsu, melainkan (dari)
wahyu yang telah diwahyukan kepadanya."

Dan kebenaran sabdanya pasti akan terbukti sekalipun melewati masa yang lama.

"Walata'lamunna nabaahu ba'da hiin." (QS. As Shood: 88)

Artinya: "Dan sungguh kamu akan mengetahui (kebenaran) ceritanya setelah (melewati) masa."


Sikap pengingkaran ini muncul dari kalangan orang-orang yang mengkultuskan akal mereka. Ironisnya diantara penyebar tasykik ( keragu-raguan) terhadap hadits ini adalah orang-orang yang dikenal kegigihannya membela Islam dari serangan orientalis dan kuffar. Beberapa nama diantaranya: Syaikh Muhammad Al-Ghozali, Syaikh Mahmud Syaltut, Syaikh Al-Maraghi dan Dr.Yusuf Al-Qordhowi. Mereka berasumsi bahwa hadits ini bertentangan dengan realitas dan ilmu kedokteran sehingga mereka meng-illal matan hadits dan memalingkan makna zahirnya sekalipun hadits ini shahih.
Sesungguhnya hadits ini tidak diragukan lagi kesahihannya. Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albany menjelaskan dalam bukunya: "Al-Silsilah Al-Shohihah", bahwa hadits ini shahih. Hadits ini datang dari 3 orang sahabat nabi yang terkemuka, yaitu: Abu Hurairah, Abu Said Al-Khudzri dan Anas.

Dari Abu Hurairah yang haditsnya telah ditakhrij oleh Imam Bukhori, Imam Ahmad, Imam Ad-Darimi dan Ibnu Majah masing-masing dengan sanad yang shahih.

Abu Said Al khudzri haditsnya telah ditakhrij oleh: Ibnu Hibban dalam kitab "At Tsiqot", Abu Ya'la dalam kitab "Musnad"-nya, At Toyalisy dalam kitab "Musnad". Menurut Saikh Al Albany, hadits-hadits ini shahih, rijal-nya (perawinya) tsiqot (kredibel) dan masuk dalam katagori rijal-nya Syaikhoini (Bukhori dan Muslim).

Dan dari Anas haditsnya di-takhrij oleh Al Bazzar dengan rijalnya yang shahih, di-takhrij pula oleh At Tobaroni dalam "Al Ausath" dan "Majma'uz zawaid" dan ditakhrij pula oleh Ibnu Abi khoitsamah dalam "Tarikhul Kabir". Menurut Syaikh Al Albani kesemuanya diriwayatkan oleh para perawi yang shahih.

Untuk itu tidak ada alasan mengatakan hadits itu lemah. Adapun anggapan hadits ini bertentangan dengan realita itu hanya karena keterbatasan pengetahuan mereka di dalam memandang fenomena ini dan anggapan itu tidak sedikitpun mengurangi kesahihan "hadits lalat". Allah SWT telah berfirman:

"Wamaa uutitum minal 'ilmi illa qoliil." (QS. Al Isra':85)

Artinya: "Dan tidaklah apa yang diberikan kepadamu dari pengetahuan kecuali sedikit."

Secara ilmiah sesungguhnya "hadits lalat" ini tidak bertentangan dengan realita. Dengan pemikiran yang sederhana saja, "hadits lalat" ini mudah diterima, karena setiap mahluk yang membawa kuman penyakit maka dia akan membentuk antibodi dari dalam tubuh mereka sebagai penawar bagi penyakit yang dibawanya sehingga kuman itu tidak membahayakan bagi dirinya.

Seiring dengan berjalannya waktu dan berkembangnya dunia ilmu pengetahuan penelitian tentang lalat pun banyak dilakukan. Dan ternyata dunia kedokteran telah berhasil membuktikan keilmiahan sabda Nabi ini. Prof. Dr. Amin Ridho, Dosen "Penyakit Tulang" Fakultas Kedokteran Universitas Iskandariyah, Mesir menjelaskan bahwa dunia kedokteran pernah menggunakan lalat sebagai obat untuk menyembuhkan penyakit borok menahun dan paru (frambosia tropica). Ini terjadi pada tahun 1930-an sebelum ditemukan struktur kimia sulfa.

Penelitian lain pun telah dilakukan oleh Team Departemen Mikrobiologi Medis, Fakultas Sains, Universitas Qoshim Saudi Arabia. Team yang terdiri dari peneliti muda yaitu: Sami Ibrahim At Taili, Adil Abdurrahman Al Misnid, Khalid Dza'ar Al Ulaiby. Team ini melakukan penelitian tentang analisa mikrobiologi sayap lalat yang dibimbing oleh Dr. Jamil Hamid dan dikoordinasikan oleh Dr. Shalih Ash Shalih. Selanjutnya hasil penelitian mereka dipresentasikan dalam acara "Student Reseach Seminar" di Universitas Qoshim Saudi Arabia.

Methode yang mereka gunakan cukup sederhana, yaitu mengkultivasi air steril yang telah dicelupkan lalat ke media agar kemudian mengidentifikasikan mikroba yang tumbuh.

Lalat yang digunakan ada beberapa spesies, dan sample yang digunakan untuk setiap spesies terdiri dari dua sample, yaitu (1) sample air steril dimana lalat dimasukkan sedemikian rupa sehingga hanya bagian sayap lalat saja dan (2) sampel air steril yang dimasukkan lalat yang dicelup seluruh tubuhnya. Semua ini dilakukan secara aseptis (bebas mikroba) di ruangan khusus, untuk menghindari terjadinya kontaminasi luar yang akan membuat hasil penelitian menjadi bias.
Setelah itu, sample air tadi dikultivasi ke dalam media agar dan diinkubasi selama beberapa hari sehingga kultur (biakan) mikroba tumbuh dan tampak secara jelas. Hasil kultur mikroba tadi diidentifikasi untuk mengetahui jenis mikroba tersebut.

Spesies lalat A

Dua cawan yang berbeda (cawan 1 dan cawan 2) diberi sample kultur air yang diambil dari sebuah tabung yang berisi air steril.

Hasilnya, pada cawan 1: pada awalnya media tampak ditumbuhi oleh koloni patogen tipe Escherichia coli atau yang disingkat E. Coli. Bakteri ini terdapat di tinja dan merupakan penyebab penyakit diare dan muntaber. Namun pertumbuhan bakteri ini terhambat oleh mikroorganisme yang setelah diindentifikasi merupakan bakteri Actinomyces yang dapat memproduksi antibiotik. Bakteri ini biasanya menghasilkan antibiotik yang dapat diekstrak, yaitu actinomycetin dan actinomycin yang bersifat meliliskan bakteri dan bersifat antibakteri dan antifungi.

Pada cawan 2: Koloni patogen tipe E. Coli dapat tumbuh dengan sempurna tanpa penghambat.

Spesies lalat B
Cawan 1: Media tampak ditumbuhi koloni bakteri patogen corynobacyterium diphteriae, yang merupakan penyebab berbagai macam penyakit, namun pertumbuhan bakteri terhambat oleh bakteri actinomyces.
Cawan 2: Bakteri corynobacterium diphteriae tumbuh dengan sempurna tanpa penghambat.
Spesie lalat C

Cawan 1: Media tampak ditumbuhi koloni bakteri patogen staphylococcus sp, yang merupakan penyebab berbagai macam penyakit, namun pertumbuhannya terhambat oleh bakteri actinomyces.

Cawan 2: Bakteri staphylococcus sp tumbuh dengan sempurna tanpa penghambat.

Kesimpulan:

Masuknya lalat pada makanan dan minuman dengan dicelupkan dan tidak dicelupkan ternyata memberikan hasil yang berbeda secara signifikan. Hal ini membenarkan apa yang telah disabdakana Rasulullah saw, bahwa setiap lalat membawa penyakit dan sekaligus membawa penawarnya. Sayap kiri lalat membawa berbagai macam virus yang mematikan, sedangkan pada sayap kanan lalat terdapat penawarnya.

Subhanallah.



J. Irfan.