6 KONSEP DARI ALLAH DAN ROSUL SUPAYA SELAMAT
I. MENGIKUTI KEBENARAN DAN ISTIQOMAH
وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلاَ تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ (سورة الأنعام 153)
Dan sesungguhnya inilah (Al Quran) jalan-Ku yang lurus. Maka mengikutilah kalian padanya, dan jaganlah kalian mengikuti jalan-jalan lain (selain Al Quran). Maka (jika kalian mengikuti jalan lain selain Al Quran), maka terpecah-belahlah kalian jauh dari jalannya (Al Quran). Demikian itulah Alloh memberi wasiat/nasihat kepada kalian agar kamu sekalian bertaqwa (QS Al An'am 153)
عَن أَبيْ عَمْرٍو، وَقِيْلَ، أَبيْ عمْرَةَ سُفْيَانَ بنِ عَبْدِ اللهِ رضي الله عنه قَالَ: قُلْتُ يَارَسُوْلَ اللهِ
قُلْ لِيْ فِي الإِسْلامِ قَوْلاً لاَ أَسْأَلُ عَنْهُ أَحَدَاً غَيْرَكَ؟ قَالَ: "قُلْ آمَنْتُ باللهِ ثُمَّ استَقِمْ"
Dari Abu Amr -dan dikatakan pula- Abu ‘Amroh Sufyan bin ‘Abdillah رَضِيَ اللَّهُ عَنْه, dia berkata : “Aku berkata: Wahai Rosululloh صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ beritahukanlah kepadaku tentang Islam perkataan yang aku tidak akan memintanya kepada seorang pun selain engkau ?” Beliau bersabda: “Katakanlah: Aku beriman kepada Alloh,” lalu istiqomahlah!” ( HR. Muslim No. 38, An Nasa’i No. 11489, Abu Daud No. 1231)
II. MEMURNIKAN PENGAMALAN DAN HANYA UNTUK ALLAH SEMATA
1. Quran Surat Al Bayinah ayat 5
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاء وَ يُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَ يُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَ ذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ
“Dan mereka tidak diperintah kecuali menyembah Allah dengan cara memurnikan Agama dengan niat karna Allah dengan condong …”
2. Quran Surat Al Ghofar ayat 14
فَادْعُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ
“Maka menyembahlah kalian kepada Allah dengan memurnikan agama dengan niat karena Allah, walaupun orang-orang kafir benci”.
Niat Karena Allah, tujuan semata-mata ingin masuk surga selamat dari siksa neraka
Firman Alloh yang Maha Luhur:
1. Quran Surat Al Lail ayat 19-21
وَمَا لِأَحَدٍ عِندَهُ مِن نِّعْمَةٍ تُجْزَى - ١٩ إِلَّا ابْتِغَاء وَجْهِ رَبِّهِ الْأَعْلَى - ٢٠ وَلَسَوْفَ يَرْضَى - ٢١
“Dan tidak ada bagi seseorang yang dibalas dengan kenikmatan Allah (Surga) di sisi Allah. Kecuali (amalannya) karena mencari wajah Allah Tuhannya yang Maha Mulya. Dan mereka akan senantiasa berbahagia”.
2. Quran Surat Al Isro' ayat 57
أُولَـئِكَ الَّذِينَ يَدْعُونَ يَبْتَغُونَ إِلَى رَبِّهِمُ الْوَسِيلَةَ أَيُّهُمْ أَقْرَبُ وَيَرْجُونَ رَحْمَتَهُ وَيَخَافُونَ عَذَابَهُ إِنَّ عَذَابَ رَبِّكَ كَانَ مَحْذُورًا
"Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan mereka, siapa di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah) dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya; sesungguhnya azab Tuhanmu adalah suatu yang (harus) ditakuti. ”.
Sabda Rosulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
إِنَّ اللهَ لاَ يَقْبَلُ مِنَ الْمَلِ إِلاَّ مَا كَانَ لَهُ خَالِصً وَبْتُغِيَ بِهِ وَجْهُهُ ... الحديث* رواه النسائى عن أبى أمامة الباهلى
“Sesungguhnya Allah tidak akan menerima suatu amalan kecuali amalan itu murni dan didasari niat mencari wajahNya (Allah)”. [Hadist riwayat Nasa i dari Abi Amamah]
عَنْ شَدَّادٍ بْنِ أَوْسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَى اللَّه عَلَيهِ وَسَلَمَ إِنَّ أَخْوَفُ عَلَى أُمَّتِى الإِشْرَاكُ بِاللهِ أَمَا إِنّى لَسْتُ أَقُولُ يَعْبُدُوْنَ شَمْسًا وَلاَ قَمَرًا وَلاَ وَثَنًا وَلَكِنْ أَعْمَالاً لِغَيْرِ اللهِ وَ شَهْوَةً خَفِيَّةً* رواه ابن ماجه
“Sesungguhnya yang paling Aku (Nabi) khawatirkan terhadap umatku adalah syirik pada Allah. Ingatlah sesungguhnya tidak aku katakan mereka menyembah matahari, rembulan atau berhala akan tetapi beberapa amalan yang dikerjakan dengan niat tidak karna Allah dan ada keinginan lain yang tersembunyi (samar)”. [Hadist riwayat Thobroni]
III. BERPEGANG TEGUH DENGAN AL-QURAN DAN AL-HADITS
وَأَنْ تُطِعْ أَكْثَرَ مَنْ فِي اْلأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَنْ سَبِيلِ اللهِ ... الأية (سورة الأنعام 116)
Dan jika engkau (Muhammad) mengikuti pada kebayakan orang dimuka bumi, maka mereka akan menyesatkan engkau dari agama Allah…(QS Al An'am 116)
تَرَكْتُ فِيكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا كِتَابَ اللهِ وَسُنَّةَ نَبِيِّهِ (رواه مالك في الموطأ)
Telah aku (Muhammad) tinggalkan di kalangan kamu sekalian 2 perkara. Tidaklah akan sesat kalian selama kalian berpegang teguh pada keduanya. (2 perkara tersebut adalah) Kitabnya Allah (Al-Quran) dan Sunnah Rosulullah (Al-Hadits) (HR Hakim).
IV. MENJAUHI SYIRIK BID'AH DAN HAWA NAFSU
Syirik
Syirik adalah menyekutukan Allah (menyamakan) Allah dengan apapun dalam bentuk ucapan, amalan maupun keyakinan. Keyakinan bahwa ada kekuatan selain Allah yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia termasuk syirik.
Firman Alloh yang Maha Luhur:
1. Quran Surat Azzumr ayat 65
وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Dan sesungguhnya telah diwahyukan padamu (Muhammad) dan pada orang-orang (para Rosul) sebelumMu, sesungguhnya jika engkau syirik maka amalanmu akan lebur dan engkau tergolong orang yang rugi”.
2. Quran Surat Al Maidah ayat 72
لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُواْ إِنَّ اللّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ وَقَالَ الْمَسِيحُ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اعْبُدُواْ اللّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ إِنَّهُ مَن يُشْرِكْ بِاللّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللّهُ عَلَيهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنصَارٍ
“Sesungguhnya barang siapa yang berbuat syirik pada Allah maka sungguh-sungguh Allah mengharamkan padanya masuk Surga dan tempat orang tersebut adalah di neraka dan tidak ada penolong bagi orang-orang zalim”
3. Quran Surat Al An’am ayat 88
لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُواْ إِنَّ اللّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ وَقَالَ الْمَسِيحُ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اعْبُدُواْ اللّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ إِنَّهُ مَن يُشْرِكْ بِاللّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللّهُ عَلَيهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنصَارٍ
“Dan seandainya mereka berbuat syirik maka niscaya amal perbuatan mereka lebur”.
4. Quran Surat An Nisa’ ayat 116
وَإِن تُطِعْ أَكْثَرَ مَن فِي الأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَن سَبِيلِ اللّهِ إِن يَتَّبِعُونَ إِلاَّ الظَّنَّ وَإِنْ هُمْ إِلاَّ يَخْرُصُونَ
“Sesungguhnya Alloh tidak akan mengampuni jika mereka menyekutukan padaNya ( Allah) dan Allah akan mengampuni dosa-dosa selain syirik pada orang yang dikehendaki dan barang siapa yang menyekutukan pada Allah maka benar-benar dia sesat dengan sesat yang jauh”
Bid'ah
Bid’ah menurut Imam Syaathibi adalah semua perbuatan yang diada-adakan, yang menyerupai syariat Agama Islam dengan tujuan untuk mengepolkan ibadah kepada Allah namun tidak ada dasar hukum dalam Syariat Agama Islam dalam Al Quran dan Al Hadist yang memperbolehkan.
Sabda Rosulullah SAW :
وَ شَرُّ الأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا وَ كُلُّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلُّ ضَلاَلَةٍ فِى النَّارِ * رواه النسائى عن جابر بن عبدالله
“Dan sejelek-jeleknya perkara (agama) adalah barunya perkara dan semua perkara baru dalam agama adalah bid’ah, dan semua bid’ah itu sesat dan semua kesesatan itu ke neraka”.
Hadist riwayat Nasa’I dari Jabir bin Abdullah
مَنْ اَحْدَ فِى أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ فِيْهِ فَهُوَ رَدٌّ * رواه البخارى عن عائشة
“Barang siapa yang memperbaharui perkara di dalam perkara agamaKu ini dengan sesuatu yang tidak ada di dalam perkara agama (tidak ada contoh/perintah dalam Al Quran dan Al Hadist) maka orang tersebut ditolak amalannya”.
Hadist Riwayat Bukhori dari Aisah. رَضِيَ اللَّهُ عَنْها :
أَبَى اللهِ أَنْ يُقْبَلَ عَمَلَ صَاحِبِ بِدْعَةٍ حَتَّى يَدَعَ بِدْعَتَهُ * رواه ابن ماجه عن عبدالله بن عباس
“Allah tidak menerima amalan orang yang masih mengerjakan bid’ah sampai ia meninggalkan bid’ahnya.
Hawa Nafsu
وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ وَلَا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَنْ ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطًا (28)
"... dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah hal itu melewati batas." (al-Kahfi: 28)
فَإِنْ لَمْ يَسْتَجِيبُوا لَكَ فَاعْلَمْ أَنَّمَا يَتَّبِعُونَ أَهْوَاءَهُمْ وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنَ اتَّبَعَ هَوَاهُ بِغَيْرِ هُدًى مِنَ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ (50)
"... dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari Allah sedikitpun..." (al-Qashash: 50)
وَمِنْهُمْ مَنْ يَسْتَمِعُ إِلَيْكَ حَتَّى إِذَا خَرَجُوا مِنْ عِنْدِكَ قَالُوا لِلَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ مَاذَا قَالَ آَنِفًا أُولَئِكَ الَّذِينَ طَبَعَ اللَّهُ عَلَى قُلُوبِهِمْ وَاتَّبَعُوا أَهْوَاءَهُمْ (16)
"... Mereka itulah orang-orang yang dikunci mati hati mereka oleh Allah dan mengikuti hawa nafsu mereka." (Muhammad: 16)
أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَهَهُ هَوَاهُ وَأَضَلَّهُ اللَّهُ عَلَى عِلْمٍ وَخَتَمَ عَلَى سَمْعِهِ وَقَلْبِهِ وَجَعَلَ عَلَى بَصَرِهِ غِشَاوَةً فَمَنْ يَهْدِيهِ مِنْ بَعْدِ اللَّهِ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ (23)
"Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat)..." (al-Jatsiyah: 23)
V. MENETAPI JAMAAH
وَاعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيْعًا وَلاَ تَفَرَّقُوْا وَاذْكُرُوْا نِعْمَتَ اللهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَآءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَى شَفَاحُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا كَذَالِكَ يُبَيِّنُ اللهُ لَكُمْ أيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَ (سورة أل عمران 102)
Dan berpegang teguhlah kalian dengan tali Alloh (Islam) dengan berjamaah dan janganlah kalian berpecah belah. Dan ingatlah nikmat Alloh kepada kalian ketika kalian bermusuh2an maka Alloh menyatukan hati kalian dan jadilah kalian sebab nikmat Alloh menjadi bersaudara. Dan (ingatlah) ketika kalian berada di pinggir jurang neraka maka Alloh menyelamatkan kalian darinya. Demikian itulah Alloh mnerangkan ayat2nya agar kamu sekalian mendapat petunjuk (QS Ali Imron 102)
الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ فَلاَ تَكُنْ مِنَ الْمُمْتَرِينَ (سورة آل عمران 60)
"(Agama) yang haq asalnya adalah dari Tuhanmu, maka janganlah engkau termasuk orang-orang yang ragu-ragu (QS Ali Imron 60)
عَلَيْكُمْ بِٱلْجَمَاعَةِ وَإِيَّاكُمْ وَٱلْفِرْقَةَ (رواه الترمذي)
"Menetapilah kalian pada jamaah dan takutlah pada firqoh (perpecahan dalam Islam—ket) (HR Tirmidzi)
تَلْزَمُ جَمَاعَةَ ٱلْمُسْلِمِينَ وَإِمَامَهَمُ (رواه البخاري)
"Menetapilah kalian pada jamaahnya orang-orang Islam dan imam-imam mereka !" (HR Bukhori)
يَدُ اللهِ عَلَى الْجَمَاعَةِ وَمَنْ شَذَّ شَذَّ إِلَى النَّارِ (رواه الترمذي ج 3 ص 315)
"Tangan (pertolongan) Alloh wajib atas jamaah, dan barangsiapa yang mencil (tidak mau menetapi jamaah, maka mencilnya kedalam neraka" (HR Tirimidzi Juz 3 Hlm 315)
مَنْ أَرَادَ بُحْبُوْحَةَ الْجَنَّةِ فَلْيَلْزَمِ الْجَمَاعَةَ (رواه الترمذي ج 3 ص 315 )
"Barangsiapa yang menghendaki tengah-tengahnya surga, maka tetapilah jamaah (HR Tirmidzi Juz 3 Hlm 315)
إِنَّ اللهَ يَرْضَ لَكُمْ ثَلاَثاً وَيَكْرَهُ لَكُمْ ثَلاَثاً فَيَرْضَ لَكُمْ أَنْ تَعْبُدُوْهُ وَلاَ تُشْرِكُوْا بِهِ شَيْئاً وَأَنْ تَعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيْعًا وَلاَ تَفَرَّقُوْا وَيَكْرَهُ لَكُمْ قِيْلَ وَقَالَ وَكَثْرَةَ السُّؤَالِ وَإِضَاعَةَ الْمَالِ (رواه مسلم)
Sesungguhnya menyenangi pada kalian 3 hal dan membenci pada kalian 3 hal. Alloh mnyenangi kalian bahwa kalian menyembah kepadaNya dan tidak mensekutukanNya dengan sesuatupun dan jika kalian berpegang teguh dengan tali Alloh (Islam) dengan berjamaah dan tidak berpecah belah. Dan Alloh membenci pada Qiila wa Qola (mengerjakan agama berdasarkan Katanya….. katanya….. ), memperbanyak bertanya dan menyia2kan harta (HR Muslim)
قَالَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ إِنَّهُ لاَ إِسْلاَمَ إِلاَّ بِجَمَاعَةٍ وَلاَ جَمَاعَةَ إِلاَّ بِإِمَارَةٍ وَلاَ إِمَارَةَ إِلاَّ بِطَاعَةٍ ... الحديث (رواه الدارمي)
Umar bin Khottob berkata : Sesungguhnya tidaklah dikatakan Islam kecuali dengan berbentuk Jamaah dan tidak dikatakan berbentuk jamaah kecuali dengan beramir dan tidak dikatakan beramir kecuali dengan thoat… (HR Darimi)
لاَ يَحِلُّ لِثَلاَثَةٍ يَكُونُونَ بِفَلاَةٍ مِنَ ٱلأَرْضِ إِلاَّ أَمَّرُوا عَلَيْهِمْ أَحَدَهُمْ (رواه أحمد في نيل الأوطار)
"Tidaklah halal hidupnya 3 orang yang hidup di permukaan bumi, kecuali apabila mereka mengangkat salah seorang mereka sebagai amir !" (HR Ahmad dalam Naylul Awthor)
مَنْ مَاتَ بِغَيْرِ إِمَامٍ مَاتَ مِيتَةً حَاهِلِيَّةً (رواه أحمد)
"Barangsiapa yang mati tanpa memiliki amir, maka matilah dia mati jahiliyah !" (HR Ahmad)
VI. MEMPERBANYAK DOA
Di dalam firman الله سبحانه وتعالى menjelaskan ;
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku. Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al Baqarah: 186)
Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda,
لَيْسَ شَيْءٌ أَكْرَمَ عَلَى اللَّهِ تَعَالَى مِنَ الدُّعَاءِ
“Tidak ada sesuatu yang lebih besar pengaruhnya di sisi Allah Ta’ala selain do’a.” (HR. Tirmidzi no. 3370).
Yakinlah bahwa Allah akan kabulkan setiap doa doa kita. Dari Abu Hurairah رَضِيَ اللَّهُ عَنْه, Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda,
ادْعُوا اللَّهَ وَأَنْتُمْ مُوقِنُونَ بِالإِجَابَةِ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ لاَ يَسْتَجِيبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لاَهٍ
“Berdoalah kepada Allah dalam keadaan yakin akan dikabulkan, dan ketahuilah bahwa Allah tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai.” (HR. Tirmidzi no. 3479)
Dan dari Abu Sa’id, Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda,
« ما مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا إِثْمٌ وَلاَ قَطِيعَةُ رَحِمٍ إِلاَّ أَعْطَاهُ اللَّهُ بِهَا إِحْدَى ثَلاَثٍ إِمَّا أَنْ تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِى الآخِرَةِ وَإِمَّا أَنُْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنَ السُّوءِ مِثْلَهَا ». قَالُوا إِذاً نُكْثِرُ. قَالَ « اللَّهُ أَكْثَرُ »
“Tidaklah seorang muslim memanjatkan do’a pada Allah selama tidak mengandung dosa dan memutuskan silaturakhim melainkan Allah akan beri padanya tiga hal :
[1] Allah akan segera mengabulkan do’anya,
[2] Allah akan menyimpannya baginya di akhirat kelak, dan
[3] Allah akan menghindarkan darinya kejelekan yang
semisal.” Para sahabat lantas mengatakan,
“Kalau begitu kami akan memperbanyak berdo’a.” Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ lantas bersabda, “Allah nanti yang memperbanyak mengabulkan doa doa kalian.” (HR. Ahmad).
Semoga اَللّهُ paring manfaat dan barokah.