Kamis, 23 September 2010

KDRT


Wanita itu seperti tulang rusuk, jika engkau keraskan maka ia akan patah, namun jika engkau biarkan maka ia akan tetap bengkok.

Wanita itu adalah mahluk yang unik. Bahkan beberapa orang mengatakan kalau “women is the greatest mystery in this world”. Tak kan pernah habis penelitian dan pembahasan mengenai wanita. Tak kan pernah cukup dan tak kan pernah usai pembicaraan mengenai wanita.

Suami sebagai nahkoda rumah tangga diharapkan mampu membimbing dan mengarahkan para awak kapalnya dalam menuju keridhoanNya. Dan wanita atau istri berada dalam tanggung jawab tersebut.

Salah satu keunikan seorang wanita adalah dia tidak boleh dikeraskan. Maka itu dalam banyak sejarah para Nabi yang mulia, tidak pernah kita baca mengenai kekerasan dari diri mereka terhadap istri-istrinya, meskipun terkadang kekurang ajarannya sangatlah tidak masuk di akal, sebagaimana dicontohkan oleh istri Nabi Nuh AS dan istri Nabi Luth AS.

Allah membuat istri Nuh dan istri Lut perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua istri itu berkhianat kepada kedua suaminya, maka kedua suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikit pun dari (siksa) Allah; dan dikatakan (kepada keduanya); "Masuklah ke neraka bersama orang-orang yang masuk (neraka)". (QS. AT Tahrim:10)

Namun apakah kita pernah mendengar bahwa mereka pernah dikeraskan oleh para Nabi ?

InsyaAllah Satu-satunya kekerasan dalam rumah tangga keluarga para Nabi yang pernah dilakukan adalah pukulan seratus cambukan dari Nabi Ayub As kepada istrinya (itupun sifatnya mendidik dan tidak merusak/membahayakan).

Dan ambillah dengan tanganmu seikat (rumput), maka pukullah dengan itu dan janganlah kamu melanggar sumpah. Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhannya). (QS. Shaad:44)

Itupun memukulnya menggunakan rumput. Seberapa sih sakitnya dipukul menggunakan seikat rumput setangan? Kalaupun yang digunakan adalah rumput gajah, tetap saya yakin tidak akan terlalu sakit.

Jangankan kepada istri mereka, kepada pembantu yang mereka milikipun, para Nabi tidak pernah memarahi, apalagi memukul. Demikian yang diungkapkan oleh Anas RA, mengenai Rasulullah Muhammad SAW.

Namun jangan sampai terlena, sebab wanita itu seperti tulang rusuk, jika tetap dibiarkan, maka ia akan tetap bengkok. Namun jangan pula dikeraskan, jika dikeraskan ia akan patah.

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (QS. At Tahriim:6) 

Semoga Allah paling manfaat barokah.

Berbicaralah yang baik atau diam (adab berbicara)


Ketika kita hendak berbicara dengan orang lain. Berbicara sesuatu yang baik atau memilih diam. Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam (SAW) bersabda, "Barang siapa mengaku beriman kepada Allah dan hari Pembalasan hendaknya ia berkata yang baik atau memilih diam." (HR. Bukhari).

”Diam (tidak bicara) adalah suatu kebijaksanaan dan sedikit orang yang melakukannya.” (HR. Ibnu Hibban).

”Bila seorang dari kamu sedang marah hendaklah diam”. (HR. Ahmad)

Berbicara dengan Lemah Lembut, "maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut" (QS. Thaha: 44)

Bernilai Sedekah Jika Ucapan itu Santun,"Setiap tulang itu memiliki kewajiban bersedekah setiap hari. Di antaranya, memberikan boncengan kepada orang lain di atas kendaraannya, membantu mengangkatkan barang orang lain ke atas tunggangannya, atau sepotong kalimat yang diucapkan dengan baik dan santun." (HR. Bukhari).

Tidak Banyak Bicara, "Sesungguhnya Allah tidak menyukai banyak bicara, menghambur-hamburkan harta dan terlalu banyak bertanya" (HR. Bukhari)

Berhati-hati dalam Berbicara, Berhati-hatilah dalam berbicara. Karena berbicara ini, bisa membawa kita sampai ke neraka. Sebaiknya menghindari pembicaraan berujung kepada kesiasiaan dan dosa semata.

Kebanyakan dosa anak Adam karena lidahnya. (HR. Ath-Thabrani dan Al-Baihaqi)

"Sesungguhnya orang yang paling aku benci dan paling jauh jaraknya dariku pada hari Kiamat adalah para penceloteh lagi banyak bicara." (HR. Tirmidzi) .

Tidak Ghibah, "…Dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang." (QS. Al-Hujurat : 12).

Tahukah kamu apa ghibah itu? Para sahabat menjawab, "Allah dan rasulNya lebih mengetahui." Beliau bersabda, "Menyebut-nyebut sesuatu tentang saudaramu hal-hal yang dia tidak sukai." (HR. Muslim)

Tidak Mengadu Domba, Hudzaifah Radhiyallahuanhu (RA) meriwayatkan, saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Tak akan masuk surga orang yang suka mengadu domba." (HR. Bukhari dan Muslim).

Tidak Berbohong,"Sesungguhnya kejujuran itu mendatangkan kebaikan, dan kebaikan itu akan berujung kepada surga. Dan orang yang senantiasa berbuat jujur niscaya tercatat sebagai orang jujur. Dan sesungguhnya kebohongan itu mendatangkan kejelekan, dan kejelekan itu hanya berujung kepada neraka. Dan orang yang suka berbohong niscaya tercatat di sisi Allah sebagai seorang pendusta." (HR. Bukhari).

Menghindari Perdebatan, Sedapat mungkin menjauhi perdebatan dengan lawan bicara. Meskipun boleh jadi kita berada di pihak yang benar. Sebab Rasulullah SAW telah menjamin sebuah istana di surga bagi mereka yang mampu menahan diri. "Aku menjamin sebuah istana di halaman surga bagi mereka yang meninggalkan perdebatan meskipun ia berhak untuk itu." (HR. Abu Daud).

Jangan Mencaci-mak, "Apabila ada orang yang mencaci-maki kamu tentang apa yang dia ketahui pada dirimu, janganlah kamu mencaci-maki dia tentang apa yang kamu ketahui pada dirinya karena pahalanya untuk kamu dan kecelakaan untuk dia." (HR. Ad-Dailami)

Janganlah Berbisik-bisik, "Apabila berkumpul tiga orang janganlah yang dua orang berbisik-bisik (bicara rahasia) dan meninggalkan orang yang ketiga (karena hal tersebut akan menimbulkan kesedihan dan perasaan tidak enak baginya)." (HR. Bukhari)

Tak Memotong Pembicaraan, "Suatu hari seorang Arab Badui datang menemui Rasulullah SAW, ia langsung memotong pembicaraan beliau dan bertanya tentang hari Kiamat. Namun Rasulullah tetap melanjutkan hingga selesai pembicaraannya. Setelah itu baru beliau mencari si penanya tadi." (HR.Bukhari)

Hindari Mengolok dan Memanggil dengan Gelar yang buruk,"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olok) itu lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok). Dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olok) perempuan yang lain. Karena boleh jadi perempuan (yang diperolok-olok) itu lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok) itu. Janganlah kamu saling mencela satu sama lain. Dan janganlah kamu saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barang siapa yang tak bertobat maka mereka itulah orang-orang yang zalim." (QS. Hujurat : 11).

Menjaga Rahasia,"Tiadalah seorang Muslim menutupi rahasia saudaranya di dunia kecuali Allah menutupi (pula) rahasianya pada hari Kiamat." (Riwayat Muslim).

Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu mengadakan pembicaraan rahasia, janganlah kamu membicarakan tentang membuat dosa, permusuhan dan durhaka kepada Rasul. Dan bicarakanlah tentang membuat kebajikan dan takwa. Dan bertakwalah kepada Allah yang kepada-Nya kamu akan dikembalikan. (QS. Al-Mujadilah: 9)

Sama-sama mengeluarkan energi, berbicaralah yang baik, pahit madu, empan papan adepan.

Semoga manfaat dan barokah

Rabu, 08 September 2010

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1431 H



Walau jemari tak kuasa berjabat
Setidaknya kata masih dapat tulus terungkap
Mohon maaf segala kesalahan dan kekilafan
"TAQOBBALALLAHU MINNA WA MINKUM"
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1431 H